Varia Seabad Media NU: Kesadaran NU Bermedia

0

 

Mengamati perjalanan NU yang sudah sampai satu abad ini menjadi menarik karena juga melibatkan aktifitas media. Setahun kemudian muncul majalah Suara NU dalam aksara Arab yang kemudian berubah dan berkembang ke berbagai bentuk komunikasi lainnya.

Dalam sebuah tulisan KH Mahfudz Shidiq menulis tentang kewartawanan pada edisi 14 tahun 1939.

“Jurnalisten atau Pengarang (buku, majalah dan lain sebagainya), pada khususnya kaum wartawan, digelarinja orang ‘Ratu Dunia’. Gelaran ini asalnja dari Barat, ialah benua yang memang sudah tinggi pengetahuan umumnya, ialah benua yang kaum wartawannya, pukul rata, orang-orang yang amat tinggi pengetahuannya, banyak pengalamannya, luas bacaannya. Bahkan hampir umum mareka bekas orang yang pegang pimpinannya masyarakat, misalnya bekas minister, bekas jenderal, bekas gouver (gubernur) dan lain sebagainya.

“Bagimana dengan pengarang di Indonesia sini? asal bisa menulis, asal bisa menyusun kata, cukuplah sudah! Bukan maksud kami mengatakan semuanya, dan bukan maksud kami merendahkannya, tetapi kejadian dan kenyataan tidak bisa dibelakan lagi. Jikalau tiada percaja, boleh dinyatakan dan boleh dibuktikan. Di meja kami lebih 50 majalah, diantaranja hanja 5-7 buah yang patut dibaca! Jikalau tuan membaca satu majalah tentang pendidikan, maka 1000 majalah lainnya akan membicarakan itu juga dengan tiada ada kelebihan apa-apa, seakan-akan membaca dari satu majalah juga!

Bukan maksud kami membusuk-busukan lain orang, tetapi adalah maksud kami supaya pengarang-pengarang kita, orang yang sudah gediplo meerd (berpendidikan) untuk memangku jabatan ‘Ratu Dunia’, sebab kewadjibannya ini. Ratu adalah memberikan kemanfaatan umum kepada umum, maka kewajibannya:

1. Melihat kemanfaatan buat umum, bukan melihat kemauannya umum, sebab tidak semuanya yang dimaui umum itu memanfaati, sepertinja presiden Roosveelt Amerika melepaskan undang-undang larangan minum arak, sebab umum menghendaki itu, padahal minum arak toh bukan kemanfaatan.

Baca Juga :  Peduli Sesama, BAZNAS RI Siap Kerja Sama Pemberdayaan Mustahik Bersama Tempo Scan Group

2. Dalam karangannya, harus senantiasa menggunakan hakikat, sebagaimana adanya, tiada sebagaimana ia suka, atau orang suka.

3. Karangannya harus yang mengangkat deradjat orang, tidak menguatkan kemauannya yang menyesat, atau membesarkan nafsu. Jikalau pembaca mengakui kebenarannya tiga pokok kewajiban ini, cobalah pembaca gunakan buat menjadi ukurannya karangan (majallah dan seterusnya) yang sudah pembaca ketahui, kalau pembaca pandai mengukur.”

 

Berikut majalah yang diterbitkan oleh sebagian cabang NU.

 

Soeloeh Kita

Majalah Soeloeh Kita (yang termuat beritanya) dalam majalah Berita NU beberapa nomor dahulu, telah kita beritakan tentang terbitnja Majalah Koelloe Sjay (dibaca Kullu Syay yang bermakna serbaneka) oleh NU Cabang Jember. Sekarang majalah itu sudah diterbitkan dengan tetap, dengan berganti nama ‘Soeloeh Kita’.

Bukan saja namanya berubah, juga pun isinya diperbaiki begitu rupa, hingga benar-benar berguna dan harus mendjadi bacaan orang kita, anggota NU, sebab bukan saja memang harus menjadi kewajiban dan tanggungan kita menghidupkan majalah kita, jang berarti menambah kokohnja barisan terompet kita, juga pun karena isinya serba tora juga alias matang.

Misalnya (edisi) No. 3 ini berisi artikel tentang: Pendahuluan kata: Ruangan Ibadah (pengajaran Fiqih, Rotangan Tambo (Riwayat Imam Ghazali oleh M. Mas’ud), Ruangan pergerakan oleh M. Djamsari lid R. R, Rotangan Raad Igama (hal Faraid oleh Khalil): Ruangan Pendidikan: Ruangan Attauchid: Réméh tapi penting oleh Nyi Roekmini: Tjermén Hidoep oleh Im. Soekarsan.

Macam berita jang penting: misalnja seorang perempuan dari golongan priyayi (menurut rupanja) dibawa seorang Tionghoa ke tempat pelacuran (Tong Lay) untuk di… (Ya Allah Ya Rabbana) nyaris hatiku membaca itu berita, sudah dahulu itu tempat terkutuk melakukan perbuatan yang tidak sah, yaitu bukan hanya orang pelacuran saja yang mengendon di situ, tetapi pun mata keranjang dari laki hidung bodong dari bangsa apa saja, terutama Tionghoanya, menempatkan hoofdkwartier (markas besar) nya di situ, apakah pihak Polisi tidak mempunyai alasan akan menutupnya dan beri pengertian yang mengapokkan kepada si hidung bodong berikut dengan yang ketempatan.

Baca Juga :  Halal Bihalal di PBNU, Prabowo Mengaku Bangga Jadi Warga NU

Adalah kewajiban dan sekurang keharusan para pembaca kita, terutama anggota NU mendjadi langganan, agen dan menghidupkan ini majalah yang hampir seperti Berita NU sendiri!

Tidaklah heran sebab penerbitnja saudara mudanya pengemudi Berita NU. Satu pabrik, satu pendidikan dan satu pergerakan. Harga langganan satu tahunnja f 0.50 terbit untuk sementara 2 bulan sekali. Besar 22 katja. Adres: SOELOEH KITA” p/a N. O.-school Djember.

(Dikutip dari Berita NU edisi 10 tahun 8 21 Muharram 1359/15 Maret 1329), halaman 11.)

 

Majalah Kemudi

Diantara beberapa barisan NU yang terkemuka, adalah majalah Kemoedi yang diterbitkan oleh Cabang Surabaya, sekali sebulan. Dahulu majalah itu dicetak dengan Roneo saja, sekarang sudah dicetak dengan cetakan biasa, satu tanda bahwa hidupannya ‘Kemoedi’ meningkat maju dan mendapatkan simpati umat. Bukan saja cetakannya berubah semakin baik, juga pun isinya semakin penting. Ditulis oleh beberapa orang kita yang terkemuka dan berpengalaman didalam perhimpunan, dan lebih dari itu pula, adalah didalam majalah itu dimuat juga hal yang berkenaan dengan perhimpunan NU Cabang, terutama program bulanannya.

Nomer 1 Th. I ialah nomer meningkat dan perbaikan ini diantaranja memuat ‘Sekitar Maulud Nabi’. ‘Hikmah Tinggi’ dan ‘kebangkitan Nabi’. Berita Perhimpunan dalam berita perhimpunan ini, adalah sebaiknya untuk mendjadi cermin teladan bagi cabang dan kring-kring NU seluruh Indonesia, untuk ditiru dan didjadikan pedoman memimpin tempat dan per- himpunannja.

Perlukah kita anjurkan supaya tiap-tiap orang NU membaca dan berlangganan dan mempertahankan hidupnya Barisan NU ini. Kami merasa bahwa anjuran sebagai itu, seakan-akan merendahkan anggota NU. Sebab tiap-tiap anggota NU harusnya sudah mengerti sendiri, betapa kewajiban mereka terhadap pada sesuatu yang bertali dengan NU.

Baca Juga :  MUI Minta Jaga Kondusifitas Pemilu dan Larangan Serangan Fajar

Kita, percaya bahwa tiap-tiap orang NU tentu turut bergembira bilamana barisannya kuat, dan berduka cita apabila barisannya lemah dan tempat pertahanannya rapuh. Dan mereka pun tentunja sudah mengerti sendiri bahwa keinginan supaja barisan NU kuat tidak boleh hanja tinggal keinginan saja, tiada turut menguatkannja.

Anggota NU dan umumnya umat Islam: “Perteguhkanlah kehidupan barisanmu agar supaya Islam kita dapat dipertahankan dengan saksamanya! Berlanggananlah mulai sekarang! dan ajaklah kawan sehabatmu untuk bersama- sama berlangganan! Dan siarkan kepada umat Islam supaja mereka mengenal dan djadilah agennja. Harga langganan per setengah tahun f 0,60 dan setahun f 1,10.

Adres: Red. en Adm…, Kemoedi N.’O.” di Kranggan 3/17 Soerabaja. Majelis Redaksi: K.H. Ghufron, K.A. Moertadla, KM Ali Boerhan, M. Thahir .S, Soerjosapoetro Hoofdred, M. Mathari.

(Dikutip dari Majalah Berita NU nomor 14 tahun 8, 25 Syawwal 1358/15 Mei 1939).

 

Musthafa Helmy

Leave A Reply

Your email address will not be published.