Nama lengkapnya (tanpa gelar) adalah Dr. H. Muhammad Faesal, MH. M.Pd. Ketua PBNU Ketua PBNU bidang organisasi, keanggotaan dan kaderisasi ini lahir di Rasanae, Bima, Nusa Tenggara Barat pada 6 Desember 1972. Saat ini bermukim di Jl. Bima Citra 2 No. 10 Dukuh Bima. RT. 002/RW. 010 Lambangsari, Kec. Tambun Selatan, Bekasi.
Muhammad Faesal bin Tuan Guru Muhammad Husein bin Haji Ibrahim (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khitthah Al Islami Bima, NTB) dan Ibu Nyai Siti Zuhro. Muhammad Faesal menikah dengan Dr. Hj. Vera Susanti telah dikaruniai 3 putra yang bernama, RHI. Muhammad Taufiqurrachman, RHI. Muhammad Ibnu Hibban dan RHI. Lathiefa Akmalia.
Muhammad Faesal memiliki motto hidup sederhana namun bermakna, “Khairunnas anfaa’uhum linnas” bermanfaat kepada orang lain dan termasuk dalam berorganisasi. Baginya, mewakafkan diri dan berkhidmat kepada NU adalah tujuan utama.
Di lingkungan NU, nama Muhammad Faesal sudah tak asing lagi, sosok tokoh muda NU yang low profile, enerjik dan sederhana serta segudang pengalaman ini selalu menjadi tumpuan dikalangan kader-kader NU untuk berdiskusi dan berkhidmat.
Pria yang akrab disapa Faisal ini sebelumnya menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PBNU bidang kaderisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PP ISNU priode 2018-2023. Koordinator Distribusi Nasional PP LAZISNU PBNU priode 2010-2015.
Faisal juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PB IKA PMII priode 2018-2023, Sekretaris PCNU Bekasi priode 2002-2007, Bendahara PCNU Bekasi priode 2019-2002, Sekretaris PC. GP Ansor Bekasi priode 1999-2002. Bahkan, Faisal merupakan tokoh pendiri sekaligus pernah menjabat sebagai Ketua Umum PC. PMII Bekasi priode 1992-1995.
Tokoh muda NU yang memiliki pendidikan terakhir Strata Tiga (S3) ini juga telah mengukir banyak prestasi dalam bidang akademik dan keahlian yang tersertifikasi nasional maupun Internasional seperti, Qualified Risk Governances Professional, Ahli Bidang Kependudukan dan Lingkungan dan Ahli Tata Graha.
Cita-cita dan Perubahan
Sosok pria berbadan besar dan tinggi yang memiliki hoby olahraga dan traveling ini memiliki mimpi dan cita-cita besar menjadikan NU sebagai organisasi nomor wahid yang mengawal Indonesia Emas dan perubahan dunia. ”Tentu bagian daripada Pengurus Besar NU sangat sepakat dengan pikiran dan gagasan besar ketua umum PBNU yakni merawat jagat membangun peradaban mendampingi umat memenangi masa depan,” ungkap Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta saat di gedung PBNU.
Bagaimana kedepan warga NU pelan-pelan melakukan perubahan, melakukan transformasi diri, tentu salah satunya melalui pendidikan, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi, ini sangat penting banget. “Nah, PBNU sekarang ingin membongkar cara pandang dan paradigma lama kepada cara pandang dan paradigma baru,” jelas Reviewer LPDP Kementerian Keuangan RI ini.
Ketua umum PBNU sudah membuka jalan, dan sebagai pasukannya, pihaknya harus melakukan sprint dengan kecepatan tinggi supaya tidak tergerus oleh turbulensi perubahan sangat luar biasa. Karenanya, Faisal mendorong generasi muda NU yang studi S2 dan S3 di luar negeri, nanti bisa masuk pada ruang-ruang kosong yang belum terisi.
Menurut Faisal, ada 7 ruang kosong belum banyak di isi orang NU yaitu bidang pertahanan keamanan. “Jarang sekali ada Jenderal dari NU, baik TNI-Polri. Bidang kesehatan, sedikit sekali dokter dari warga NU, padahal jumlah warga NU hampir 160 juta.
Bidang manufaktur. Kemudian bidang energi dan telekomunikasi. “Ada nggak orang NU yang memiliki aplikasi tertentu yang kemudian dipakai secara massif oleh masyarakat, kan belum ada,” ujar Direktur Laboratorium Multimedia dan IT UIC Jakarta.
Kemudian bidang pendidikan umum ahli saintik yang menguasai antariksa, uranium, platonium, persenjataan dan perkapalan. ”Nah, saat negara butuh dan meminta kepada NU, tidak ada, akhirnya naturalisasi lagi, ngambil orang lain lagi. Makanya, 7 sektor strategis itu harus kita penuhi dan kita support betul anak muda NU,” terang Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ibnu Chladun Jakarta.
Percayalah, lanjut Koordinator Pelaksana kaderisasi Menengah PBNU ini, Indonesia akan menjadi emas tahun 2045. Dan NU harus ada didalamnya, ini yang digerakkan Gus Ketum. Sehingga NU akan berkiprah secara total kepada bangsa dan negara terutama kepada masyarakat luas. (huda).
Saya bangga dengan Bapak DR. H. Muhammad Faesal, M.H., M.Pd. Putera Bima yang menjadi salah seorang petinggi di PB NU.