Assalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh. Alhamdulillāh wa syukrulillāh, was shalātu was salāmu alā Rasūlillah Sayyidina wa Maulana Muhammad ibni Abdillah, wa ‘alā ālihii wa shahbihi wa man wālāh. Amma ba’ad.
Para hadirin yang saya hormati. Bagi kami, dokumen tentang persaudaraan kemanusiaan Nahdlatul Ulama (NU) memberikan suara Internasional bagi aspirasi dasar gerakan kami yang diabadikan oleh KH Hasyim Asyhari, pendiri Nahdlatul Ulama, dalam pidato pembukaannya pada pertemuan perdana Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.
Seperti yang dikatakannya dan saya kutip, “Persatuan hati dan pikiran manusia saat membantu satu sama lain mencapai tujuan bersama adalah sumber kebahagiaan manusia yang paling penting dan faktor paling kuat yang mendorong manusia untuk saling mencintai”.
Selanjutnya, aspirasi mulia persaudaraan kemanusiaan juga diungkapkan pada panggung nasional Republik Indonesia yang baru merdeka, “Bhineka Tunggal Ika,” yang berarti Kesatuan dalam perbedaan.
Pada Kongres Nasional Nahdlatul Ulama ke-27 tahun 1984, Ketua Umum Dewan Tinggi Nahdlatul Ulama KH Ahmad Sidiq lebih mengembangkan aspirasi ini menjadi kerangka teologis, sekarang disebut sebagai trilogi persaudaraan.
Persaudaraan umat Islam, Ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan umat yang tinggal dalam satu bangsa, Ukhuwah Wathaniyyah. Dan Persaudaraan Kemanusiaan Universal, Ukhuwah Basyariyah.
Kerangka konseptual teologis dari dokumen tentang persaudaraan kemanusiaan ini mencerminkan aspirasi pendiri Indonesia dan para pemimpin Nahdlatul Ulama selama satu abad terakhir.
Tiga minggu setelah ditandatangani di Abu Dhabi, dokumen tentang persaudaraan kemanusiaan secara resmi diadopsi oleh Nahdlatul Ulama pada Konferensi Nasional Ulama tahun 2019.
Nahdlatul Ulama dengan bangga menerima Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Kemanusiaan 2024. Sebagai Ketua Umum, saya berjanji bahwa kami akan terus menjadi pembela persaudaraan kemanusiaan di seluruh dunia.
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengundang semua orang yang memiliki niat baik dari setiap agama dan bangsa untuk bergabung dengan kami dalam membangun Gerakan Global untuk Mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis yang didasarkan pada penghormatan terhadap hak dan martabat setiap manusia.
Ini semua penting sekali supaya kita sungguh-sungguh membulatkan tekad untuk mengawal kemenangan Indonesia. Terima kasih.
Wallāhul muwaffiq ilā aqwāmith tharīq. Wassalāmualaikum warahmatullāh wabarakātuh.
(Pidato Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam penghargaan Zayed Award 2024 di Abu Dhabi, Arab Saudi, 5 Februari 2024).