RISALAH NU ONLINE, LEMBATA – Tim auditor sudah tiba di terminal dua domestik Bandara Soekarno-Hatta Tangerang menunggu sang burung besi yang akan menerbangkan mereka ke Nusa Tenggara Timur.
Terlihat mata beberapa orang dari tim memerah, mungkin karena menahan kantuk yang agak berlebih. “Semua sudah berkumpul belum”, ujar Hendro Wibowo selaku pengendali teknis, tim Pendampingan Implementasi Revitalisasi KUA, Selasa, (19/03). Saat itu, waktu menunjukan sekitar pukul 00.30 WIB.
Istimewanya, kali ini lokasi yang dipilih menjadi lokus berada di Kabupaten Lembata, Nusa tenggara Timur. Kabupaten ini tergolong dalam wilayah 3T yakni tertinggal, terdepan, dan terluar. Daerah 3T jika merujuk pada definisi berarti wilayah ini merupakan wilayah yang memiliki kondisi geografis, sosial ekonomi yang kurang berkembang.
Pesawat mengudara dari Jakarta ke Nusa Tenggara Timur sekitar empat jam. Karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan, para auditor melaksanakan sahur di atas pesawat. Sekitar pukul 05.30 WITA pesawat landing dengan lancar. Perjalanan masih harus dilanjut dengan pesawat bertenaga baling-baling menuju Lembata. satu jam kurang lebih, guncangan-guncangan khas pesawat bertenaga baling saat menggempur gumpalan awan, mengiringi perjalanan para auditor. “Bandara Wunopito” sampailah di Kabupaten Lembata.
Di sambut cuaca cukup terik khas Nusa Tenggara, tim auditor langsung bergeser menuju ke lokasi pertama KUA yang dijadikan sampel. KUA Nubatukan menjadi target pertama KUA yang akan didampingi. Tim langsung bekerja mencek sesuai guidence yang ada di kertas kerja. Beberapa dokumen, termasuk dokumen pengadaan pun tak lewat untuk dilihat. Hal ini guna memastikan ketepatan sasaran bantuan revitalisasi yang sudah diberikan. KUA ini adalah satu-satunya KUA Revitalisasi dan mendapatkan bantuan pemenuhan sarana-prasarana melalui skema SBSN.
Itjen
Tim Auditor sedang melakukan wawancara bersama Kepala KUA terkait Revitalisasi KUA (19/03).
Selain KUA Kec. Nubatukan ada dua KUA lagi yang menjadi sampel, yaitu KUA Omesuri, KUA Ileape’. Dua KUA tersebut berada di lokasi yang cukup jauh dari kota utama kabupaten Lembata. Rencananya, tim akan menuju ke sana esok harinya.
Jelang senja, tim kembali ke penginapan, kembali mengisi energi bersiap berbuka puasa. Giat pendampingan revitasisasi KUA ini nantinya ditargetkan untuk mendapatkan gambaran terbaik untuk dilaporkan kepada Menteri Agama. Di samping memvitalisasikan kembali secara fisik, diharapkan gelontoran anggaran juga ikut merevitalisasi fungsi-fungsi layanan keagamaan sebagai perwakilan peran Kementerian Agama sampai ke Kecamatan.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas belum lama ini juga memerintahkan bahwa KUA akan difungsikan melayani seluruh Agama yang ada di Indonesia. Ibnu Ulinuha sebagai ketua tim pendampingan mengatakan bahwa tim yang dibawahinya kali ini akan berusaha menerjemahkan apa yang diinginkan dari program revitalisasi KUA ini.
“Giat pengawasan Inspektorat ini kami harap tim bisa memotret secara akurat dan komprehensif sebagai laporan sejauh mana revitalisasi KUA sudah mengakomodasi peran-peran yang diharapkan sebagai ujung tombak layanan Kementerian Agama,” katanya saat mencek beberapa kelengkapan di KUA Nubatukan (20/3). Selain tim yang diterjunkan ke Lembata, ada beberapa tim lainnya yang turun dalam giat pengawasan revitalisasi KUA kali ini. Tersebut adalah Provinsi Aceh (Kab. Aceh Besar), Sumatera Barat (Kota Padang), Sumatera Selatan (Kota Palembang), Bengkulu (Kota Bengkulu), Kepulauan Riau (Kota Batam), Jawa Timur (Kota Surabaya). (rls/hud).