RISALAH NU ONLINE, Jakarta – “Para petugas haji jangan menampar diri sendiri,” kata H Wibowo Prasetyo di hadapan ribuan calon Petugas Penyelenggara Haji (PPIH) Arab Saudi. Apa maksudnya ? Maksudnya adalah ketika petugas membuat narasi dan konten terkait penyelenggaraan ibadah haji tanpa data dan minus konfirmasi, tapi langsung diupload di dunia maya.
Mas Bowo, demikian ia biasa disapa, adalah Stafsus Menteri Agama bidang Komunikasi dan Media. Ia merasa penting mengangkat ini sebagai salah satu tema penting dalam bimtek. Kenapa? Sebab, para patugas adalah salah satu ruas tulang punggung bagi sukses penyelenggaraan ibadah haji.
Para petugas, katanya, adalah bagian tak terpisahkan dari sistem besar yang dibangun oleh negara lewat Kementerian Agama dalam urusan haji. Menjadi sangat ironis, katanya, jika ada petugas yang ditugaskan oleh negara, justeru menampar diri sendiri karena tidak cerdas dan tidak bijak dalam bermedsos.
Selain dengan cara cerdas bermedsos, Mas Bowo juga menyebut “haji ceria” adalah pendekatan lain dalam meraih sukses penyelenggaraan ibadah haji. Ia minta para petugas menciptakan suasana riang gembira dan ceria dalam melayani jemaah calon haji.
_Mesti Fun_
“Penyelenggaraan ibadah haji kali ini harus fun, sehingga pelayanan yang diberikan harus baik dengan optimal kepada para jamaah,” ujar Mas Bowo. Dalam menjalankan tugasnya, kata Mas Bowo, petugas adalah pemengaruh (influencer), baik bagi jemaah maupun keluarga jemaah. Petugas haji adalah orang yang paling dekat dan paling dipercayai jamaah ketika di tanah suci.
Karenanya, petugas haji mesti menceritakan tentang kisah bahagia dalam melayani tamu Allah tersebut. Narasi-narasi postif itu, kata dia, harus diunggah ke media agar memberikan rasa tenang dan aman kepada para keluarga yang ada di rumah.
“Buat suasana kebahagiaan dan keceriaan di Medsos. Manfaatkan medsos untuk menarik perhatian sebanyak mungkin bahwa kita total dalam melayani jamaah haji,” kata dia.
Jika di lapangan ditemukan masalah, ia meminta hal itu tidak langsung disebar di media sosial melainkan harus dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait.
Penggiringan narasi negatif yang menyesatkan tanpa ada cek fakta, akan membuat suasana menjadi gaduh baik untuk jamaah maupun keluarga yang menanti kabar di rumah.
“Anda adalah bagian. Jika anda memposting hal yang belum tentu benar, hal yang tanpa crosscheck itu sama dengan mempermalukan diri anda sendiri,” katanya. “Anda harus menjadi solusi dari permasalahan yang ditemukan.”
Wibowo pun meminta para petugas haji untuk melayani jamaah calon haji, utamanya Lansia, layaknya kepada orang tua sendiri. Kesempatan untuk melayani tamu Allah tidak boleh disia-siakan.
“Kalau terhadap orang tua sendiri memberikan layanan buruk, maka tidak layak jadi petugas haji. Tidak boleh mengeluh. Jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan, jangan sampai menyesal di kemudian hari,” katanya. *(Ishaq Zubaedi Raqib)*