Instruksikan Qunut Nazilah, Bentuk Keprihatinan PBNU Korban Palestina 

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) beserta kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU), mulai dari tingkat wilayah hingga tingkat ranting, telah melakukan berbagai upaya dalam membantu korban bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina.

 

Di antara upaya yang dilakukan ialah menggelar forum, mengirimkan bantuan makanan dan peralatan kesehatan, serta menghimbau kepada seluruh warga Nahdliyin untuk membaca Qunut Nazilah.

 

Selain itu, pada 7 Oktober 2023 PBNU telah menyampaikan sikap yang sama dengan pemerintah RI yaitu menuntut dan mendesak gencatan senjata, serta mendesak segera dihentikannya kekerasan di Palestina. PBNU juga meminta PBB untuk segera bertindak dan meminta anggota tetap keamanan PBB tidak menggunakan veto demi membela salah satu pihak.

 

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan upaya-upaya tersebut merupakan bentuk ekspresi dari keprihatinan PBNU terhadap keadaan di Palestina. Beliau mengungkapkan tekadnya untuk tidak tinggal diam dan melakukan apapun yang beliau mampu.

 

Menurutnya setiap jalan yang diambil untuk berkontribusi mengupayakan jalan keluar merupakan bagian dari ikhtiar. Semua jalan atau peluang yang mungkin dilakukan harus ditempuh, meskipun hingga saat ini belum ada perkembangan sikap ke arah perdamaian yang signifikan.

 

“Tapi tidak berarti kita menyerah lalu bilang ‘yasudahlah kalo gamungkin damai, kita habis-habisan sudah. Siapa mati duluan siapa habis duluan’, kan gabisa begitu. Kita kan harus berikhtiar ke sana ke mari,” jelasnya di Kantor PBNU, Kramat, Jakarta Pusat (19/4/24).

 

Gus Yahya, yang pada tahun 2018 masih menjabat sebagai Katib Aam, diundang untuk berbicara di depan Konferensi Global Yahudi Seluruh Dunia. Beliau mengaku menerima undangan tersebut sebagai kesempatan dalam menyampaikan pesan perdamaian.

 

“Ya saya harus manfaatkan kesempatan itu dan saya sampaikan bahwa kita minta perdamaian. Kita ingatkan tentang rahmah. Kita ingatkan prinsip keadilan yang menjadi ajaran dari semua agama dan yang menjadi prinsip moral dari semua agama,” ujarnya.

 

Beliau mengaku ditanya mengenai sikap Bangsa Indonesia terhadap Israel saat bertemu dengan Netanyahu. Gus Yahya berterus-terang meminta adanya perdamaian dan mengaku tetap bersikap sama hingga menemukan titik terang dan jalan keluar bagi masalah yang terjadi di Palestina.

 

“Kalo dibilang kenapa sambil salaman dan senyum-senyum, ya masa langsung saya piting Netanyahu di situ, wong ini pertemuan diplomatik. Tapi yaa ini ikhtiar. Akan terus kita lakukan lahir dan batin sampai sekarang,” jelas Gus Yahya sembari menyisipkan sedikit gurauannya. (Anisa).

Leave A Reply

Your email address will not be published.