Rais Aam PBNU Minta Polemik Nasab Ba’alawi di Hentikan, Sebab Menolak Kebenaran 

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Menanggapi polemik nasab Ba’alawi. Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Miftachul Akhyar menyatakan tidak membela Ba’alawi dan mengatakan kasus tersebut merupakan masalah individu.

“Kenapa yang salahkan ini habibnya, orangnya, kok klannya atau organisasinya ini yang digarap?” ujar Kiai Miftach saat tausiyah yang diunggah di Chanel YouTube TVNU, yang di terbitkan pada Jumat (31/5/25).

Kiai Miftach sapaan santunnya, menegaskan bahwa gaduhnya bab nasab antara Ba’alawi dan Walisongo merupakan gangguan yang dapat memecah belah kekuatan Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, perbuatan tercela itu dilakukan oleh salah satu dari segelintir individu yang seharusnya tidak menghakimi seluruh jamiyyahnya.

“Memang ada perbuatan salah, pemicunya. Tapi sebagai umat Islam kan nggak sampai membesar-besarkan masalah, apalagi itu hanya kelakuan, ya satu dua orang, tapi yang dihantam adalah jammiyahnya,” jelasnya.

Beliau mengatakan kegaduhan tersebut sangat berbahaya, sebab menyangkut keterkaitan hubungan antar ulama satu dengan yang lain.

“Syekhana Khalil Basim itu keterkaitan dengan para dzuriat-dzuriat Ba’Alwi sama antar guru dan santri,” tuturnya.

Nah, munculnya problematika tersebut terjadi lantaran sifat ujub (sombong), yang menganggap dirinya paling benar. Penolakan kebenaran atau pendapat yang telah diakui oleh ulama-ulama dunia merupakan tanda dari kelompok Khawarij.

“Ulama dunia ditolak, ini ilmu macam apa. Semacam ini bukan ajaran kita,” tegasnya.

Kiai Miftach pun memberikan nasehat berulang ulang kali dan tidak membiarkan polemik tersebut terjadi terus menerus, karena dapat merambat ke seluruh muassis-muassis (pendiri) jammiyyah NU.

“Kalau sampai terkena, terimbas penyakit itu, tidak sadar kalau kita ini sebetulnya menolak Mbah Hasyim Asy’ari (pendiri NU),” pungkasnya. (Anisa).