RISALAH NU ONLINE, Makkah — Jamaah calon haji (Calhaj) Indonesia akan mulai bergerak ke Arafah pada Jumat (14/6/2024) besok pagi. Namun, ada juga sebagian jamaah yang bergerak ke Mina untuk melaksanakan ibadah Tarwiyah.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Khalilurrahman menjelaskan, ada 17 ribu jamaah haji yang memilih untuk melaksanakan Tarwiyah ini. Namun, pemerintah tidak menfasilitasi jamaah yang akan melaksanakan ibadah ini.
“Data tadi siang, ada 17.113 jamaah yang melapor ikut Tarwiyah, dan mereka tidak difasilitasi pemerintah,” ujar Khalil saat diwawancara di Kantor Daker Makkah, Kamis (13/6/2024).
Tarwiyah merupakan suatu prosesi ibadah haji yang dilakukan pada 8 Dzulhijah, sebelum wukuf di Padang Arafah. Tarwiyah dilakukan Calhaj dengan cara meninggalkan Makkah menuju Mina dengan berpakaian ihram dan berniat untuk menunaikan ibadah haji.
Di Mina mereka menunaikan sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya hingga sholat Subuh pada 9 Dzulhijah 1445 H. Jamaah yang mengikuti ibadah ini rata-rata menuju Mina dengan menggunakan bus. Namun, ada juga jamaah yang berjalan kaki.
“Yang berjalan kaki hanya tujuh orang kalau gak salah,” ucap Khalil.
Dia pun telah menjelaskan tentang prosedur bagi jamaah yang akan melaksanakan ibadah Tarwiyah. Menurut dia, jamah haji yang mengambil Tarwiyah harus melapor dulu ke petugas di sektornya masing-masing.
“Lapor ke sektor jumlah yang akan tarwiyah dan membuat surat pernyataan tanggung jawab atas pelaksanaan tarwiyah jika terjadi sesuatu,” ucap Khalil saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid juga menjelaskan, pemerintah tidak menfasilitasi jamaah yang akan melaksanakan ibadah ini.
“Jadi tarwiyah itu, kita kan tidak memfasilitasi dan tidak menskemakan tarwiyah. Tetapi kalau jamaah itu ada yang mau tarwiyah koordinasinya dengan maktab,” ujar Subhan saat diwawancara di Kantor Daker Makkah, Selasa (11/6/2024).
Dia menambahkan, Tarwiyah tidak disarankan karena bukan termasuk rukun haji, melainkan ibadah sunah. Selain itu, jamaah haji Indonesia yang jumlahnya mencapai 241 ribu juga tidak mungkin bisa mengejar waktu wukuf di Arafah jika banyak yang pergi ke Mina dulu.
(Ishaq Zubaedi Raqib, MCH Makkah).