RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menegaskan perlunya terus menggaungkan ajaran Islam wasathiyyah (Islam moderat) yang memiliki tiga pilar utama,.
“Tiga pilar utama yaitu, persaudaraan sesama muslim (ukhuwwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah insaniyyah),” kata Wapres.
Itu disampaikan Wapres saat membuka secara daring Muktamar Nasional II Pemikiran Hadratussyaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari yang diselenggarakan Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), dari Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Jumat (04/10/2024).
Dalam pandangan Wapres, ketiga pilar ini menjadi dasar penting untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian di antara masyarakat yang beragam di tanah air.
“Dengan berpegang pada ajaran ini, dibarengi dengan pemikiran Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari yang menekankan moderasi, kebijaksanaan, dan antifanatisme, kita optimis akan mampu menghadapi tantangan zaman demi keutuhan bangsa Indonesia,” ucap Wapres.
Oleh karena itu, ia meminta IKAPETE untuk terus menggali dan membumikan pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara pada masa mendatang.
“Mari bersama-sama menjaga komitmen kebangsaan dan memperkuat moderasi beragama melalui dialog yang konstruktif untuk saling memahami dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman,” ajak Wapres.
Selanjutnya, ia meminta agar sinergi dan kolaborasi multipihak ditingkatkan untuk memastikan terwujudnya kebebasan beragama rakyat Indonesia, sehingga Indonesia tetap menjadi rumah yang damai bagi semua.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengapresiasi upaya IKAPETE yang terus berkontribusi menyebarkan nilai perdamaian di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
Wapres juga menilai K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari adalah ulama besar dan pahlawan nasional yang pemikiran dan kiprahnya sangat berpengaruh bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia, baik di bidang pendidikan pesantren, pemberdayaan ekonomi umat, maupun perpolitikan.
Tokoh yang dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama tersebut memainkan peran vital dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui Resolusi Jihad yang dikumandangkan 79 tahun silam.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, K.H. Abdul Hakim Mahfudz mencatat, peran K.H. Hasyim Asy’ari dalam menyatukan umat Islam di tengah masuknya aliran-aliran baru pada awal abad ke-20 diakui sangat penting. Beliau berupaya menjaga keutuhan umat Islam dengan memegang teguh ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang berakar pada mazhab Imam Syafi’i. Di bawah bimbingannya, NU dan organisasi Islam lainnya mampu bersatu di bawah naungan Majlis Islam A’la Indonesia pada 1937 yang menjadi pondasi persatuan Islam dalam menghadapi kolonialisme dan tantangan ideologi baru.
Di lain pihak, Ketua Umum Presidium Nasional IKAPETE, Prof. Masykuri Bakri melaporkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud semangat para alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang untuk mengangkat kembali pemikiran dan harakah/gerakan K.H. Hasyim Asy’ari.
Selain itu, Prof. Masykuri menggambarkan, K.H. Hasyim Asy’ari sebagai sosok yang sangat populis dan tidak elitis sehingga bisa bergaul dengan siapa saja mulai dari tokoh hingga masyarakat kecil. Pemikirannya juga begitu kosmopolit yang menjangkau tataran mikro sampai tataran makro, dari tataran regional, tataran nasional, hingga tataran internasional.
Hadir dalam acara ini, Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng, K.H. Ahmad Musta’in Syafi’i, Ketua DKM Masjid Raya K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdurrahman Shoheh; dan segenap keluarga besar alumni Pesantren Tebuireng.
Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi (Gus)