Hari ini, santri atau warga NU mesti menguasai sains dan teknologi. Pasalnya, di era sekarang visi yang besar hanya bisa dicapai dengan penguasaan sains dan teknologi, bukan hanya kemampuan ilmu umum. Demikian dikatakan praktisi teknologi Informasi, Ainun Najib saat wawancara dengan Majalah Risalah NU di Singapura pada Minggu 20 Oktober 2024.
Bagaimana anda memaknai hari Santri Nasional 2024 ini?
Oke, bahwa semua orang itu sejatinya santri, karena menuntut ilmu itu kan wajib. Sementara santri yang beneran mondok harus adaptasi dengan teknologi dan informasi. Ingat, teknologi sosial media itu terlihat jelas bahwa tanpa beradaptasi dengan teknologi, maka kita sendiri kehilangan asa berdakwah. Jadi, masyarakat yang seharusnya menjadi target dakwah, pemikiran teknologi seperti fiqh yang benar akan kalah ketinggalan.
Kalau tidak beradaptasi dengan teknologi, maka misi seorang santri yaitu berdakwah menjaga praktek keislaman Ahlussunnah wal Jamaah akan kalah dengan yang lainnya. Kalangan santri juga musti bisa terdepan dengan menggunakan AI supaya tidak kehilangan market dan tidak kalah dalam mencapai tujuan berdakwah itu sendiri. Dalam bentuk apa saya masih belum tau, karena kita masih wait and see dengan impact AI secara umum.
Apa sebenarnya peluang dan tantangan dengan adanya Artificial Intelligence (AI)?
Massive opportunity (peluang yang masif) untuk orang yang bisa menguasai, karena anda akan menjadi top 1 persen dan itu akan membuat orang lain ketinggalan. Siapa yang menguasai komputer mereka akan mendapatkan peluang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak bisa. Orang yang bisa menggunakan AI untuk pekerjaan sehari-harinya, menggunakan AI untuk berkarya, dan sebagainya itu akan meninggalkan jauh orang yang tidak bisa menggunakan AI.
Nah, jadi peluangnya di situ sekaligus itulah tantangannya, anda bisa menjadi top 1 persen yang akan menguasai value 1000 kali lipat dari pada yang lain, tapi di saat yang satu tantangannya adalah kalau anda di 99% kamu akan terancam. Dan itulah realita yang kita alami sekarang.
Pekerjaan apa saja yang akan dieliminasi oleh AI dari buku AI Super Power oleh Kai Fu Lee?
Dia presentasikan kuadran sumbu X kanan itu yang perlu kreativitas strategic thinking, sebelah kiri itu yang gak perlu kreatifitas tidak perlu creative thinking yang berarti itu cuma rutin saja, ada templatenya cuman diulang-ulang saja.
Sementara sumbu Y-nya yang atas itu perlu compassion, humanity, empathy dan yang bawah adalah tidak perlu empathy dan compassion. Nah, maka yang pojok kiri bawah hal-hal yang tidak perlu empathy dan juga creativitas, rutin aja, itu akan completely automated by AI, karena sudah ada pakemnya. Contohnya adalah driving dan warehouse (mengemudi dan distribusi barang).
Nah, kuadran yang ekstrim satunya itu adalah pekerjaan yang perlu dua-duanya, kreatifitas sekaligus compassion, contohnya itu CEO, bos perusahaan, pemimpin organisasi, masa Ketua Umum PBNU dipegang oleh AI, kan nggak mungkin. Karena anda perlu human touch, perlu empathy, compassion dan anda memimpin manusia, dan di saat yang sama anda perlu strategic thinking, creativity thinking juga itu tidak bisa di automasi oleh AI. Anda perlu berkompetisi melebihi yang lain, itu AI tidak bisa.
Kiri atas itu perlu empathy, compassion, tapi tidak perlu creativity, contohnya adalah nurse karena nggak oleh kreatif. Obatnya 5 ml, ya nggak boleh dikasih 10ml tapi deliverynya perlu compassion. Yang terjadi di bidang seperti itu adalah sebenarnya akan diautomasi oleh AI completely tapi the final delivery karena involving human dan menggunakan sentuhan manusia, the rest sudah automated. Contoh yang lain itu sebetulnya guru.
Lalu, kanan bawah, perlu kreativitas, strategic thinking, tapi nggak perlu empathy sama sekali. Contohnya adalah seniman, designer, arsitek, masuk di kuadran ini. Dalam prosesnya anda tidak banyak berinteraksi dengan manusia, maka kuadran ini akan assisted by AI. Jadi, akan separuh terautomasi dengan AI tapi tetap perlu manusia di situ karena manusia yang akan menyalurkan.
Menanggapi akan ada segelintir orang dengan penghasilan besar, dan sebagian besar memiliki penghasilan kecil?
Saya termasuk setuju pandangan yang cukup populer bahwa kita perlu universal basic income (gaji pokok untuk kebutuhan dasar yang universal) akan ada titik di mana value creation itu dikuasai dan terautomasi betul oleh AI dan berada di tangan segelintir orang saja. Sehingga, sebagian besar orang akan kesulitan mendapatkan economic value dan kita perlu memastikan kesejahteraannya dengan basic income itu tadi.
Apa harapannya pada peringatan Hari Santri Nasional 2024?
Semoga pada peringatan hari Santri Nasional tahun ini membawa kemanfaatan dan keberkahan bagi semua santri. Selain itu, tentu santri harus menguasai sains dan teknologi. Pasalnya, di era sekarang visi yang besar hanya bisa dicapai dengan penguasaan sains dan teknologi bukan hanya kemampuan tapi betul-betul menguasai dan unggul di bidang sains dan teknologi.
Contoh Amerika Serikat (AS) yang dinilai tidak bisa mengelola struktur sosial akibat kurang menguasai teknologi informasi. Akibatnya terjadi polarisasi yang sangat besar. Beberapa tahun terakhir dampaknya sangat siginifikan bagi kestabilan sosial di negara tersebut.
Tidak hanya AS, Ainun berpendapat bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami problem yang sama dengan negara tersebut. Ha itu disebabkan masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya menguasai teknologi dan sosial media. Kedepan bisa jadi lebih mengerikan karena perubahan teknologi akan lebih cepat lagi. Makanya santri dan warga NU harus siap. (Ekalavya).