Internalisasikan Humanitarian Islam melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi

0

Sebagai insan pendidikan tinggi, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. Muryanto Amin menyampaikan bahwa pihaknya siap menginternalisasikan gagasan Humanitarian Islam dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Demikian disampaikannya saat wawancara khusus dengan Majalah Risalah NU di Kampus, 20 Oktober 2024.

 

Bagaimana pandangan Prof. Mury terhadap Humanitarian Islam?

Saat ini memang dunia sedang mengalami semacam gelombang baru yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tantangannya lebih sulit untuk diprediksi, tetapi kompetisinya cukup keras terutama ada shifting (peralihan) hubungan antarnegara yang sekarang dilandasi oleh faktor ekonomi.

Dampak dari faktor ekonomi ini bisa mengakibatkan satu sisi positif kehidupan manusia bisa menjadi lebih mudah tetapi tidak murah dan dampak negatifnya itu akan terjadi ketimpangan (disparitasnya). Mengapa? karena ada kemampuan kesenjangan yang cukup dalam pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Itu realita yang saat ini terjadi.

Ini yang perlu sebetulnya peran dari agama yang selama ini terjadi pergeseran juga. Kebanyakan, seperti saat saya berkunjung ke Amerika dan Eropa, tren agama menjadi jauh dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Bukan hanya soal Islam tetapi juga yang non-muslim.

Transformasi ini menjadi penting dan kita di Indonesia pasti merasakan dampaknya. Oleh karena itu, PBNU yang menginisiasi pemikiran Humanitarian Islam ini menjadi penting karena kita menempatkan Islam itu bukanlah agama yang harus memberikan judge (penghakiman) negatif terhadap umat agama lain. Selain itu, yang paling penting adalah kebermanfaatan Islam sebagai rahmatan lil alamin untuk kehidupan manusia dan lingkungan.

Perbedaan-perbedaan yang muncul dalam setiap interaksi kehidupan kita sehari-hari, yang kadang kita tidak terasa bahwa itu ada perbedaan, itu harus diperkecil. Di sinilah pentingnya bagi ide atau pemikiran Humanitarian Islam ini.

Baca Juga :  Hentikan Semua Bentuk Kekerasan dan Tidak Peduli Siapa Pun Pelakunya

Kehidupan manusia untuk memajukan peradaban itu harus didukung penuh dengan syiar-syiar agama. Syiar agamanya bukan hanya sekadar menggambarkan atau mengajarkan tentang tauhid. Namun, lebih ke bagaimana tauhid itu diterjemahkan ke dalam interaksi sehari-hari, orang bisa hidup berdamai, produktif, nyaman, lalu kemudian bisa memikirkan keberlanjutan untuk anak cucu mereka.

Bagaimana peran perguruan tinggi, khususnya USU, dalam mengembangkan narasi Humanitarian Islam ini?

 

Peran perguruan tinggi di sini melakukan tugas Tri Dharma, ada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat Indonesia. Saya ingin memproduksi di internal Universitas Sumatera Utara, melalui Tri Dharma perguruan tinggi ini masuk soal isu-isu humanitarian.

Dalam bidang pendidikan, kurikulum yang ada harus revitalisasi lagi, Kita masukkan, kita insert isu-isu mengenai kemanusiaan dan kemajuan peradaban ini. Materi-materi pembelajarannya diarahkan kontekstualisasi agama, misalnya satu ayat dari kitab suci agama apapun memasukkan konsep humanitarian. Kontekstual ini satu ayat tentang ilmu pengetahuan lalu dipaparkan ilmu pengetahuan ini untuk apa, apakah hanya untuk umat muslim? Kan tidak. Ilmu pengetahuan dicari agar manusia bisa hidup lebih baik dari sebelumnya. Begitu juga sebaliknya dalam ajaran-ajaran agama lainnya.

Sehingga muatan agama secara kontekstual ini diajarkan dalam mata kuliah, kita mengharapkan generasi muda Indonesia bisa mengerti bahwa perbedaan agama sebetulnya hanya konteks keimanan terhadap Tuhannya. Namun, ketika berhubungan dengan konteks kemanusiaan, tidak boleh ada perlakuan berbeda hanya karena persoalan berlainan keimanan kepada Tuhannya.

Interaksi antara anak muda juga kita tekankan kolaborasi. Kolaborasi itu dengan siapa pun, tidak mesti terkotak-kotakan agama, suku, dan perbedaan tertentu. Kita membiasakan mereka berdiskusi kelompok dalam mata kuliah dengan menerapkan kebijakan kelas kolaboratif partisipatif yang mendorong semuanya berbaur. Mereka bertukar pikiran, menyampaikan ide gagasan dan solusi, lalu bagaimana cara menginternalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  PP Muslimat NU Peringati Nuzulul Quran dan Bagikan 3.500 Paket Sembako

Lalu dalam bidang penelitian?

Nah, pada step ini kita membahas masalah-masalah yang terjadi di masyarakat seperti intoleransi. Intoleransi punya banyak kaitan dengan budaya dan kebiasaan adat di Indonesia yang beragam. Dari situ kita menggali nilai-nilai budaya lokal yang berkembang yang sebetulnya tidak pernah mengajarkan tentang membeda-bedakan itu.

Misalnya, Dalihan Na Tolu dalam falsafah hidup masyarakat adat di Sumatera Utara. Bisa jadi dalam satu marga ada agama berbeda-beda tetapi ketika mereka kembali ke kebiasaan adat, mereka harus mematuhi prinsip Dalihan Na Tolu itu seperti ada yang disebut Pengetua Adat, Pariban, Anak Boru. Ini harus mengetahui posisi masing-masing dalam struktur adat tanpa melihat aspek-aspek perbedaan.

Ini posisi yang kita buat dalam riset dan kita diseminasikan kaitannya dengan tantangan global yang terjadi saat ini. Nilai-nilai ini harus kita ajarkan kepada generasi muda dan tidak boleh hilang. Ini sudah dilakukan dalam KKN Internasional USU yang diikuti oleh 27 universitas di Indonesia dan 5 universitas luar negeri yang mengenali nilai lokal di Pulau Samosir, Danau Toba.

Dalam hal pengabdian masyarakat, kita membuat inovasi yang dihasilkan dari riset dan diaplikasikan di masyarakat-masyarakat yang rentan. Tujuannya untuk menyampaikan penyadaran atau paling tidak mensosialisasikan nilai-nilai itu. Tiga hal inilah yang penting bagi kampus.

Oleh karena itu, kita dulu sudah memiliki Pusat Studi Kebangsaan yang kita buat ini sekarang dan terjemahannya akan dimasukkan ke kurikulum, MOC, dan fasilitas pembelajaranya kita buat open access.

Harapannya?

PBNU membantu kita lebih cepat agar ide (humanitarian Islam) ini segera tersalurkan lebih cepat atau ada kanalnya agar gagasan ini bisa berlaku secara Nasional. Trimakasih. (Ekalavya).

Baca Juga :  Tausiyah: Ulama yang Menjauhi Harta

Leave A Reply

Your email address will not be published.