RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU).
Program yang telah berjalan hampir dua tahun ini dirancang untuk memberdayakan keluarga sebagai basis utama penyelesaian berbagai permasalahan sosial. Gus Yahya menjelaskan bahwa GKMNU fokus menempatkan kader-kader NU untuk langsung berkiprah di masyarakat akar rumput.
“Kami berpandangan bahwa masalah masyarakat di tingkat akar rumput itu wadahnya ada di keluarga. Masalahnya muncul di keluarga dan bisa di addres melalui keluarga-keluarga itu sendiri,” ujarnya di Aula lt. 8, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jum’at (3/1/25).
Dalam pelaksanaannya, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) GKMNU hingga tingkat desa di sepuluh provinsi, termasuk Jawa (selain Jakarta), Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hingga kini, gerakan ini telah memiliki partisipan terdaftar sekitar 2,5 juta keluarga di seluruh Indonesia.
PBNU berharap gerakan ini dapat diperluas ke seluruh provinsi di Indonesia guna menjangkau lebih banyak keluarga yang membutuhkan. Berbagai kegiatan yang menjadi fokus GKMNU mencakup isu-isu krusial seperti parenting, keuangan keluarga, pendidikan, dan kesehatan.
Sebagai bagian dari rangkaian acara Harlah ke-102 NU, GKMNU akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat NU. Acara ini mencakup berbagai side event, termasuk Festival Keluarga Indonesia, dan akan berpuncak pada resepsi besar pada 5 Februari 2025 di Istora Senayan, Jakarta.
Gus Yahya menegaskan bahwa GKMNU akan menjadi program prioritas PBNU pada 2025, dengan sumber daya yang difokuskan secara intensif untuk memperkuat gerakan ini. Beliau pun menyebut tidak hanya keluarga NU yang akan mendapatkan manfaat dari program ini.
“Perlu dicatat bahwa objek atau sasaran dari program ini tidak khusus warga NU, ini kita desain sebagai layanan inklusif layanan untuk semua masyarakat. Jadi yang mau ikut, ngga ditanya kamu NU atau ndak. Ditanya agamanya juga ndak,” pungkasnya.
(Anisa)