PWNU Riau Silaturrahim ke Muhammadiyah Bahas Sinergitas Keilmuan dan Kemitraan

0

RISALAH NU ONLINE, Pekanbaru – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau mengunjungi Kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Riau di Jl. KH Ahmad Dahlan, Sukajadi, Kota Pekanbaru pada Rabu 8 Januari 2025.

Kunjungan yang dipimpin oleh Ketua PWNU Riau KH. Abdul Halim Mahally, Lc, LL.B (Hons), MPIR tersebut disambut dengan hangat secara langsung oleh Ketua PWM Riau, Dr. Hendri Sayuti, MA beserta jajaran utamanya.

Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat untuk bersama-sama membangun sinergitas dalam berbagai bidang strategis. Komitmen yang disepakati mencakup pelaksanaan kegiatan bersama di bidang keilmuan, pengembangan pendidikan, dan kemitraan ekonomi.

Ketua PWNU Riau, KH. Abdul Halim Mahally menyampaikan pentingnya kerjasama strategis antar kedua organisasi. “Kami meyakini sinergi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Riau ini dapat menjadi contoh harmoni dalam upaya bersama untuk memajukan diri secara bersama pula. Kami juga sangat terbuka kepada saudara-saudara dari PW Muhammadiyah Riau yang berkenan ikut dalam kegiatan-kegiatan PWNU Riau. Secara genetika, begitulah keluarga saya lakukan dengan saudara-saudara dari Muhammadiyah”, ungkapnya.

Beliau mengikuti jejak kakeknya, almarhum KH. Humaidi Shaleh yang tidak lain adalah salah satu sosok aktif pada masanya di pergerakan NU kurun1935-1961 bersama sahabatnya, yaitu KH Wahab Chasbullah, juga memiliki kedekatan khusus dengan para tokoh Muhammadiyah dalam hal keilmuan dan kemitraan strategis.

Kyai Mahally juga mengungkapkan bahwa PWNU Riau sengaja terlebih dahulu bersilaturrahim karena Muhammadiyah adalah “Kakak Tertua” dalam istilah ilmu Kungfu, yang lahir 18 November 1912 dan NU lahir pada 31 Januari 1926. Muhammadiyah dan NU juga berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan melahirkan atau mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua organisasi ini sangat penting perannya dalam merawat eksistensi NKRI itu sendiri.

“Saya masih ingat statemen tegas Jenderal Tito Karnavian saat masih Kapolri. Beliau tegaskan dalam redaksi bahasa saya bahwa Muhammadiyah dan NU punya jasa besar untuk negara yang karenanya saya instruksikan para kapolda dan jajaran dibawahnya untuk membantu para pengurus Muhammadiyah dan NU”, ujar Kyai Mahally.

Selaras dengan hal tersebut, Ketua PWM Riau, Dr. Hendri Sayuti MA menyampaikan bahwa pihaknya memiliki ketertarikan untuk turut hadir di berbagai forum keilmuan PWNU Riau seperti majelis Bahtsul Masaail jika diundang oleh PWNU Riau, termasuk saling bertemu di berbagai kegiatan seminar kebangsaan dan diskusi-diskusi strategis yang berorientasi pada kemajuan masyarakat.

“Kami sangat mengapresiasi semangat silaturrahmi ini. Kami merindukan momen seperti ini. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah dua organisasi besar yang memiliki tanggungjawab bersama dalam membangun dan berkontribusi pada umat, bangsa dan negara”, ujarnya dalam sambutannya. Petinggi Muhammadiyah Riau ini juga mengungkapkan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk saling berdiskusi di banyak hal.

Berikut merupakan delegasi PWNU Riau kali ini terdiri dari jajaran Syuriah dan Tanfidziyah dalam formasi lengkap.

Jajaran Syuriah:

1. KH Zainuddin Umnur

2. KH. Busthomi, Lc, MA

3. Kyai Masduki Fadly, S.Sos

4. Dr. KH. Kholid Junaidi, M.Pd

5. Kyai Saiful Rohman, S.H.I

Jajaran Tanfidziyyah:

1. Ketua PWNU Riau

2. Kyai Mizan Fadholi, S.Sos (Wakil Sekretaris)

3. Novri Handoko, S.Kom (Bendahara)

4. Raden Iswahyudi, SE (Wakil Bendahara)

5. Drs. H. Ahmad Rivai, M. Pd (Wakil Ketua)

6. Fernando Tanjung, M. Sos (Wakil Sekretaris)

7. Parluhutan Siregar, M.Hum (Wakil Sekretaris)

8. Ir. H. Harmansyah (Wakil Ketua)

9. Drs.H Mas’ud Musa, M.Pd (Wakil Ketua)

10. Cholid, S.Ag, M.Pd (Wakil Sekretaris)

11. Drs.H. Zainal Arifin, MA (Wakil Sekretaris)

12. Joko Sugito Aragani (LBH NU Riau)

Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di Provinsi Riau sehingga dapat melahirkan program-program yang bermanfaat bagi umat Islam dan masyarakat luas dari berbagai latar belakang agama dan suku apapun.

Kolaborasi ini tidak hanya menjadi bukti komitmen kedua organisasi besar dalam membangun peradaban Islam yang berkemajuan dan toleran, tetapi juga menjadi model bagi daerah lain untuk mempererat ukhuwwah Islamiyyah dan Ukhuwwah Wathoniyah (persaudaraan sesama anak bangsa) dalam berbagai bidang.

(Anisa)

Leave A Reply

Your email address will not be published.