Khutbah Jumat: Kesedihan dan beberapa Larangan bagi Kaum Muslimin

0

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أمَّا بَعْدُ. فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى يَا أَيُهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ أَيْضًا: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَة مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ . قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :مَنْ  لَزِمَ الاستغفارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ومن كلِّ هَمٍّ فَرَجًا ورَزَقَهُ من حيثُ لا يَحْتَسِبٌُ.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Manusia sebagai makhluk yang terbaik diberi amanah oleh Allah s.w.t. agar mengelola alam semesta bagi kesejahteraan semua makhluk. Berbagai keadaan yang dialami manusia dalam kehidupannya terjadi silih berganti. Kebahagiaan dan kegembiraan, keresahan dan kegelisahan, kecemasan dan kesedihan.

Kecemasan, dan keresahan yang dialami manusia yang sangat berat disebut gundah gulana. Kesedihan biasanya merupakan kerisauan hati yang terkait dengan peristiwa masa lalu. Kecemasan adalah kerisauan hati yang terkait dengan kejadian masa kini. Sedangkan kegelisahan dan keresahan adalah kerisauan hati yang berkaitan dengan nasib kita di masa yang akan datang. Berbagai keresahan tersebut sering mendera hati manusia sehingga merasakan kesedihan yang sangat medalam, menghilangkan kesenangan dan kegembiraan, serta mengganggu ketenangan hidupnya.

Setiap diri manusia pada hakikatnya ingin sekali terlepas dari tiga bentuk kerisauan hati itu. Hal ini sesuai dengan bimbingan ajaran Islam agar setiap orang berusaha menghindari atau menekan kerisauan-kerisauan tersebut. Agama Islam datang kepada umat manusia dengan membawa rahmat dan kemaslahatan bagi semua makhluk yang ada dalam alam semesta. Dengan rahmat itu, akan mengobati berbagai kerisauan dan kegelisahan yang dialami oleh manusia. Rasulullah Muhammad s.a.w. diutus untuk menyebarkan rahmat bagi alam semesta. Karena itu, turunnya al-Qur’an sebagai petunjuk, bukanlah sesuatu yang menyulitkan manusia. Tetapi akan memudahkan mereka untuk meraih kesuksesan demi kesuksesan dalam kehidupannya dari masa ke masa.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus, 10:57).

Dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk menghilangkan kerisauan dalam dada manusia, bisa dilakukan dengan mempelajari ajaran agama secara mendalam. Kesedihan di masa lalu tidak perlu dirisaukan, karena segala perbuatan dosa kita diampuni oleh Allah s.w.t., apabila bertaubat kepada-Nya dengan tulus dan tidak mengulangi lagi perbuatan buruknya. Setiap diri manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, baik di sengaja ataupun tidak. Semua itu bisa dihilangkan dengan jalan selalu beristigfar dan betaubat mohon ampunan kepada Allah s.w.t.. Apabila seorang manusia melakukan hal ini, maka akan memperoleh kenikmatan yang agung dan terus menerus, baik dalam kehidupan dunia, maupun dala kehidupan akhirat. Sebaliknya apabila manusia berpaling dari Allah dan rasul-Nya akan mendapatkan kesulitan dalam segala kehidupannya. Allah s.w.t. sekali-kali tidak akan mengazab manusia selama mereka beristighfar dan memohon ampunan kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu, harus diyakini sebagai takdir Allah dan tidak ada yang bisa menghindar dari-Nya. Namun harus disadari bahwa jalan menuju kebaikan masih terbuka lebar. Karena itu, setiap diri manusia harus terus berusaha meningkatkan iman dan amal shalehnya dalam lanjutan dari kehidupannya. Tidak ada suatu musibah atau kesulitan yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.

Siapa yang beriman kepada-Nya dengan iman yang sesungguhnya, niscaya akan memperoleh petunjuk dalam kehidupannya. Hatinya akan memperoleh cahaya kebenaran yang datangnya dari petunjuk Allah. Setiap manusia yang terkena musibah, hindarilah kalimat seandainya.

Hal itu akan membuat seseorang tertimpa penyesalan yang tiada henti. Misalnya ketika seseorang ditimpa kecelakaan terserempet motor, lalu ia mengatakan: Seandainya tidak keluar, saya tidak akan terserempet motor. Seandainya motor tidak melewati jalan itu, pasti saya tidak akan tertabrak. Terus menerus menggunakan kalimat seandainya itu pasti akan menyulitkan diri sendiri dan ditimpa keresahan yang mendalam.

Seharusnya diyakini bahwa hal itu adalah takdir Allah, maka lakukanlah sikap selanjutnya untuk berobat atau mendatangi rumah sakit terdekat supaya bisa sembuh kembali seperti semula. Kalimat seandainya itu akan menjadi entry point bagi masuknya godaan syaitan.

مَن لَزِمَ الاستغفارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ومن كلِّ هَمٍّ فَرَجًا ورَزَقَهُ من حيثُ لا يَحْتَسِبُ

Barang siapa yang melestarikan istighfar, mohon ampunan (kepada Allah), maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari kesulitannya, menghilangkan setiap keresahannya, dan Allah akan memberikan rizki kepadanya yang tidak terduga sebelumnya. (HR. Abu Daud, 1518).

Kaum Muslimin yang kami muliakan

Setiap manusia muslim diarahkan agar menghindari berbagai macam pantangan dan larangan agar mereka selamat dari berbagai bencana dan kerusakan. Berbagai tantangan dan larangan itu akan menjerumuskan umat manusia pada kehancuran duniawi dan ukhrowi serta mencampakkan mereka dalam penyesalan yang panjang.

Tantangan dan larangan yang harus dihindari itu antara lain adalah: (1) Menghina dan merendahkan kaum ibu (2) Menyengsarakan anak-anak (3) Melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya (4) Mengambil sesuatu yang bukan haknya (5) Menginformasikan sesuatu yang tidak jelas sumbernya hanya mengandalkan perkataan dan informasi dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (6) Banyak bertanya yang tidak relevan dan (7) Menghambur-hamburkan harta.

Orang tua kita, baik ibu maupun ayah adalah orang yang harus kita hormati. Setiap orang harus berbakti kepada keduanya dengan sungguh-sungguh setelah ia berbakti kepada Allah s.w.t. Dalam kajian ini diutamakan kaum ibu, karena pada masa yang lalu sering diremehkan dan tidak diberikan penghormatan yang layak.

Masih banyak orang yang merendahkan kaum wanita padahal mereka adalah orang-orang yang berjasa kepada kita termasuk ayah kita. Dalam Al Qur’an maupun al-Sunnah banyak dijumpai ayat maupun keterangan yang membimbing manusia agar berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada kedua orang tua, dan berbakti kepada sesamanya. Larangan yang kedua adalah menyengsarakan anak-anak kita baik anak-anak perempuan maupun laki-laki.

Pada masa jahiliyah banyak sekali kejadian yang mengarah kepada penganiyayaan terhadap anak, terutama terhadap anak-anak perempuan. Di masa jahiliyah ada sebagian orang yang merasa hina apabila memiliki anak perempuan, bahkan ada yang menelantarkannya. Ada Sebagian suku yang demikian kecewanya memperoleh anak perempuan, sehingga dikubur hidup-hidup. Pada masa kehidupan modern, tidak ada lagi perilaku seperti itu, tetapi masih banyak yang mengarah kesana, seperti melakukan aborsi atau pengguguran kandungan.

Hal itu terjadi dimana-mana. Ajaran Islam mengarahkan agar umat manusia berusaha semaksimal mungkin untuk mencintai anak-anaknya dan mengarahkan mereka menjadi generasi yang bertaqwa. Dengan demikian, mereka bisa mendatangkan kemaslahatan bagi semua makhluk.

Pantangan yang ketiga adalah menetapkan larangan terhadap sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam menetapkan suatu hukum kita harus berpedoman kepada Al Qur’an dan al-Sunnah. Adalah sangat tercela apabila seseorang melarang sesuatu yang tidak dilarang dalam agama. Termasuk dalam kategori larangan ini, adalah menetapkan sesuatu perintah atau mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkan oleh ajaran agama.

Mengambil sesuatu atau berusaha untuk memperolehnya yang bukan haknya adalah merupakan perbuatan yang sangat tercela. Demikian juga apabila menahan hak orang lain atau menyembunyikannya. Sikap seperti itu merupakan suatu penghianatan terhadap sesama umat manusia. Pantangan yang kelima larangan menyampaikan informasi yang tidak valid, yang tidak jelas sumbernya dan informasi yang mengandung kebohongan.

Banyak orang yang mengatakan ini dan itu, pada saat ditanyakan padanya darimana informasi itu, ia mengatakan dari si anu, dari si fulan, dan dari berbagai sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Larangan yang keenam adalah sering menyampaikan pertanyaan yang tidak ada relevansinya, sehingga menimbulkan berbagai hal yang mengarah kepada permusuhan dan fitnah. Sebagai contoh, pernah dijumpai di suatu pengajian yang dipimpin oleh seorang penceramah, tiba-tiba ada salah seorang anggota pengajian itu yang menanyakan “bagaimana cara berwudhu ketika ada di bulan?”. Penceramah itu sangat bijak cara menjawabnya, ia mengatakan: “baik, kalau nanti anda mau pergi ke bulan, seminggu sebelumnya datanglah kepadaku, nanti akan saya jelaskan bagaimana cara berwudhu di bulan”.

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering disampaikan yang menimbulkan sikap yang kurang simpatik. Larangan yang ke-tujuh adalah menyia-nyiakan harta, ini merupakan perilaku yang sangat buruk. Harta seharusnya dimanfaatkan untuk kebaikan dan dihemat sedemikian rupa, agar bisa menjadi bekal bagi masa depannya dan masa depan generasi penerusnya. Nabi s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan kepadamu mendurhakai kaum ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah, meminta sesuaitu yang bukan haknya dan Allah s.w.t benci pada orang yang mengatakan qila wa qola (banyak omong), banyak bertanya, dan menghamburkan harta”. (HR. Bukhari Muslim).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلَهُ, أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

 

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.