RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Hari ini (15 Januari) Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadh (JQH) PBNU genap berusia 74 tahun (1951 – 2025).
Rasa syukur terucap dari para pengurus dan keluarga besar JQH se dunia. Begitu juga dengan ucapan selamat dan selamat datang dari berbagai simpatisan dan pencinta JQH dari semua kalangan yang tersebar di group wa dan media sosial.
Sekretaris Umum JQH PBNU Zahid Lukman bersyukur lantaran sampai usia yang ke 74 tahun JQH masih tetap eksis dan istiqomah berdakwah membumikan nilai-nilai al Quran.
”Alhamdulillah, JQH berusia 74 tahun, selamat, selamat, semoga JQH terus istiqomah mengawal al Qur’an,” ujarnya kepada Risalah NU Online, Rabu (15/1).
Dikatakannya, di usia sepuh, JQH sudah banyak menjalankan program dan kegiatan sosial dan keumatan, khususnya mengawal al Qur’an.
”Insyallah, besok (Kamis 16 Januari) kita akan menggelar simaan akbar di Jakarta dalam rangka syukuran harlah JQH dan syukuran harlah NU yang ke 102 tahun,” ungkap Doktor Ekonomi Islam dari Universitas Trisakti itu.
Zahid Lukman berharap JQH tetap istiqomah berdakwah dengan al Qur’an dalam situasi dan kondisi apapun.
Berdirinya Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadh.
Atas inisiatif KH. A. Wahid Hasjim (Ayahanda Gus Dur), seorang hafidz yang ketika itu beliau adalah Menteri Agama IV RIS, pada tanggal 17 Ramadhan 1370 atau tepatnya tahun 1950, bertempat di kediaman beliau, Jalan Jawa 12 Jakarta dalam acara buka puasa bersama, sambil selamatan haul salah satu orang tua beliau, maka dicetuskanlah berdirinya sebuah organisasi yang menghimpun para ahli qiro’at, qori’ dan huffadzul Qur’an dengan nama “Jam’iyyatul Qurra’ Wal Hufafzh”.
Untuk mewujudkan ide tersebut, maka dipersiapkan beberapa tenaga muda dan orang tua, guna menyusun pengurus sementara, terdiri dari:
KH. Abu Bakar Aceh (pimpinan/ ketua), KH. Nazaruddin Latif (wakil pimpinan), KH. Tb. Manshur Ma’mun (sekretaris), KH. Asmuni (urusan keuangan), KH. Ahmad Nahrawi (pembantu), KH. Muhammad Roji’un (pembantu), KH. Moh. Arief (anggota), KH. Djamhur (anggota), KH. Darwis Amini (anggota), KH. Muhammad Kasim Bakri (anggota), KH. Muhammad Saleh (anggota), H. Abdurrahim Martam (pembantu), KH. Wahab Chasbullah (penasehat), KH. Masykur (penasehat).
Para pengurus ini bertugas menyusun:
Menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Membentuk komisariat-komisariat wilayah di tiap propinsi, kabupaten dan kota
Mempersiapkan kongres pertama dalam waktu yang dekat
Menghubungi para Ulama qurro’ dan huffadz
Melengkapi susunan Pengurus Besar
Kemudian pada hari Jum’at tanggal 12 Rabi’ul Awal 1371 Hijriah atau tanggal 15 Januari 1951 dalam peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, bertempat di rumah H. Asmuni di Sawah Besar, KH.A. Wahid Hasyim meresmikan berdirinya “Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadh” dengan susunan Pengurus Besar (sementara) terdiri dari:
Penasehat
KH. Abdul Wahab Chasbullah, KH. A. Wachid Hasjim, KH.A. Abdul Karim, KH. Djamhur
Pengurus Harian (Pengurus Besar)
Ketua Umum : KH. Abu Bakar Aceh
Ketua I : KH. Darwis Amini
Ketua II : KH. Nazaruddin Latif
Sekretaris I : Muhammad Nur
Sekretaris II : KH.Tb. Mansur Ma’mun
Bendahara I : H. Asmuni
Bendahara II : H.Abd. Rahim Martam
Anggota
KH.M. Kasim Bakri
KH.M. Roji’un
KH.A. Nahrawi
Bpk. Zainal Arifin Datuk
Rd.A. Djawahir Dahlan
Abdullah Lidi
Sayyid ‘Ubaidillah Assirry
Sayyid Hasan Alaidrus
KH. Muhammad Saleh
KH. Muhammad Djunaidi
Dalam waktu kurang lebih satu tahun (1951-1952) Pengurus Besar di bawah pimpinan KH. Abu Bakar Aceh telah berhasil:
Mengesahkan Pengurus Wilayah di setiap Propinsi dan 50 Pengurus Cabang Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadh.
Menyelenggarakan kursus kader Qori’.
Atas usulan dari Pengurus Cabang dan Wilayah, serta restu Menteri Agama IV RI dan bantuan dari Bapak Presiden Soekarno dan Ibu Fatmawati maka pada tanggal 1-6 Desember 1953/ 1373 H diselenggarakan Kongres. Kongres tersebut dihadiri 86 Pengurus Cabang dan 10 Pengurus Propinsi dan menghasilkan keputusan antara lain:
Organisasi dan Himpunan apapun yang bersifat sama, berfusi menjadi satu dengan “Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadh” yang bersifat sosial pendidikan dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. (hud).