Menag-PBNU Sinergikan Kerjasama Program Terkait Bangsa dan Umat

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Menteri Agama (Menag), Prof. Nasaruddin Umar melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) beserta jajaran dan Banom NU.

Pertemuan tersebut menegaskan sinergi antara Kementerian Agama (Kemenag) dan PBNU dalam program-program terkait bangsa dan umat. “Jadi kami mencari input-input mana yang terbaik untuk bangsa dan umat kita ke depan,” ujar Menag di Kantor PBNU, Jakarta Pusat pada Selasa, (11/03/25).

Menag mengungkapkan keterlibatan PBNU dalam empat program prioritas Kemenag, program utama yang dibahas adalah “kurikulum cinta”, yang bertujuan untuk mendorong para guru agama mengajarkan nilai-nilai cinta dan kasih sayang kepada siswa, bukan perbedaan atau kebencian.

“Negara yang plural seperti indonesia ini riskan kalau diajarkan adalah perbedaan apalagi kebencian,” ujar Menag.

Selain itu, Kemenag juga menyampaikan konsep “eko-teologi”, yakni pendekatan teologi yang lebih lembut dan akomodatif terhadap lingkungan. Menag menegaskan bahwa keberlangsungan bumi sangat bergantung pada bagaimana manusia bersikap terhadap alam.

Dalam aspek kebangsaan, Menag menyoroti pentingnya nasionalisme berbasis agama. “Kita bisa menjadi 100% orang Islam, tetapi menjadi 100% juga orang Indonesia ya, demikian pula agama yang lain. Jadi jangan mempertentangkan agama dengan bangsa ya,” tegasnya.

Poin terakhir yang dibahas adalah penguatan kerukunan umat beragama melalui moderasi beragama. Menag menyebut bahwa tujuan moderasi bukan sekadar hidup berdampingan tanpa konflik, tetapi membangun solidaritas kebangsaan dan keumatan yang lebih erat.

“Kita ingin lebih dari itu, selain hidup bersama tanpa gangguan satu sama lain juga harus ada ikatan yang kuat yang mengikat solidaritas kebangsaan keumatan kita,” kata Menag.

Sementara itu Gus Yahya, menegaskan bahwa kerja sama antara PBNU dan Kemenag sejatinya telah berlangsung lama secara alami. Ia mengungkapkan bahwa agenda prioritas yang disampaikan Menag sejalan dengan program PBNU, seperti Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) dan R20 Global Movement, yang melibatkan pemimpin agama dari seluruh belahan dunia.

Baca Juga :  Sikapi Perkawinan Anak, Alissa Wahid : Organisasi Keagamaan Memegang Kuncinya

“Kita tinggal membangun struktur kerjasama nya aja, kerja-sama untuk secara produktif menghasilkan hal-hal yang mudah-mudahan berguna untuk kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan,” ujar Gus Yahya.

(Anisa).

Leave A Reply

Your email address will not be published.