RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Qur’an (GNLQ) dengan tema “Tahun Membaca Al-Qur’an”. Acara ini digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta Pusat pada Selasa (11/3/2025).
Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Suyitno menekankan pentingnya adaptasi digital dalam upaya meningkatkan literasi Al-Qur’an di Indonesia.
Dalam sambutannya, Suyitno mengungkapkan bahwa metode pembelajaran Al-Qur’an telah mengalami transformasi signifikan sejak era 1980-an.
“Dulu, metode pembelajaran Al-Qur’an sangat kaku dan memakan waktu bertahun-tahun hanya untuk menyelesaikan juz ‘amma. Namun, dengan munculnya metode Iqro’, generasi muda sekarang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik hanya dalam hitungan bulan,” ujarnya.
Meskipun kemajuan dalam hal membaca Al-Qur’an telah dicapai, Suyitno mengakui bahwa pemahaman terhadap isi Al-Qur’an masih menjadi tantangan besar. Data dari Balitbang menunjukkan bahwa 61,58% masyarakat Indonesia mampu membaca Al-Qur’an, sementara hanya 52,88% yang mampu menulisnya.
“Kita masih punya pekerjaan rumah besar, terutama untuk 39% yang belum bisa membaca dan 47% yang belum bisa menulis Al-Qur’an,” jelasnya.
Suyitno juga menekankan pentingnya memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan dakwah. Dengan 197 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia, ia percaya bahwa media digital seperti TikTok dan YouTube dapat menjadi alat efektif untuk menyebarkan ajaran Al-Qur’an.
“Kalau dakwah masih mengandalkan metode konvensional, jangkauannya akan terbatas. Namun, dengan media sosial, dakwah bisa menjangkau lintas bangsa, suku, dan negara,” tambahnya.
Sebagai bagian dari strategi ini, pemerintah mendorong pengembangan aplikasi Al-Qur’an digital dalam berbagai bahasa daerah untuk memudahkan akses dan pemahaman masyarakat. Selain itu, Suyitno juga menyoroti pentingnya meningkatkan literasi Al-Qur’an bagi generasi senior.
“Jika seseorang di atas 50 tahun masih belum bisa membaca Al-Qur’an, ini adalah tantangan besar yang harus kita selesaikan,” tegasnya.
Gerakan Nasional Literasi Qur’an diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga lanjut usia, dengan memanfaatkan berbagai metode dan media yang inovatif. Dengan demikian, literasi Al-Qur’an di Indonesia diharapkan semakin meluas dan efektif.
Acara ini juga dihadiri oleh Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an, Aziz Syafiuddin, Inisiator GNLQ Romzi Ahmad, Ketua Umum GNLQ Dr. Nur Millah Muthohharoh, serta perwakilan dari Baznas, Laz, dan aktivis literasi Qur’an. (Ekalavya).