Abdurrahman Wahid Centre dan JCAP Gelar Buka Puasa Bersama, Hidupkan Nilai dan Visi Misi Gus Dur

0

RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Jesuit Conference of Asia Pacific (JCAP) dan Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia (AWCPH UI) menyelenggarakan buka puasa bersama di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat pada Jumat (14/3/2025). Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen, termasuk akademisi, tokoh masyarakat, aktivis toleransi, serta perwakilan dari agama Katolik dan Islam.

Romo Greg Sutomo, dalam sambutannya, menekankan pentingnya dialog antaragama untuk membangun perdamaian dan spiritualitas humanisme. Ia mengutip poin ketiga dan keempat dalam metode discernment in common, yang fokus utamanya untuk menemukan Tuhan dalam sesama di antara umat dengan beragam agama dan keyakinan.

“Ayat-ayat Tuhan tidak sekadar ada dalam kitab suci, tetapi terpancar dari dalam hati,” ujarnya. Romo Greg juga menegaskan bahwa berdialog bukan sekadar diskusi rasional, melainkan juga upaya memahami dan mendengarkan cahaya serta bisikan hati bagi setiap insan.

Dalam kesempatan yang sama, Romo Alexander Koko Siswijayanto menyoroti pentingnya formasi iman dalam dialog antaragama. Ia menegaskan bahwa iman menjadi pondasi untuk menemukan solusi atas krisis global. “Deklarasi Istiqlal adalah contoh menarik di mana Paus dan Imam Besar Istiqlal berpikir selaras, menunjukkan bahwa iman bisa menjadi jembatan perdamaian,” jelasnya.

Senada, Zacky Khairul Umam dari AWCPH UI menambahkan bahwa dialog lintas iman bukanlah upaya meleburkan semua agama menjadi satu, melainkan mencari titik temu berdasarkan nilai-nilai universal. Ia mencontohkan proses dialog antara bangsa Palestina dan Israel, yang melibatkan Islam, Kristen, dan Yahudi. “Istafti qolbak” (mintalah petunjuk pada hatimu) dan muhasabah diri (introspeksi) adalah kunci penting dalam Islam untuk mencapai dialog yang bermakna,” ujarnya.

Acara ini juga menjadi momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Gus Dur, yang selalu menekankan pentingnya pluralisme, toleransi, dan kemanusiaan.

Baca Juga :  Pesantren Nurul Huda Setu – FEB UI Gelar Workshop Santripreneurship Innovative Business Plan

Romo Greg Sutomo menyebutkan bahwa visi-misi Gus Dur relevan untuk dihidupkan kembali di era saat ini, terutama dalam membangun dialog antaragama yang inklusif.

“Gus Dur mengajarkan kita untuk melihat kemanusiaan sebagai inti dari setiap ajaran agama. Inilah yang harus kita teruskan,” tegasnya.

Acara ini tidak hanya menjadi momen buka puasa bersama, tetapi juga pengingat akan pentingnya moderasi beragama dan dialog lintas iman dalam membangun perdamaian di tengah tantangan global. Dengan menghidupkan nilai-nilai Gus Dur, para peserta diajak untuk terus merawat keragaman dan memperkuat persaudaraan antarmanusia.

Ekalavya

Leave A Reply

Your email address will not be published.