Usai Umroh Wajib, Daker Makkah Intensifkan Visduk

0

RISALAH NU ONLINE, MAKKAH – PPIH Daerah Kerja (Daker) Makkah Al Mukarramah bergerak cepat memberi bimbingan, pelayanan dan perlindungan bagi jemaah haji. Usai hilang penat dari Madinah, jemaah haji langsung melaksanakan umroh wajib.

 

Akhir pekan ini, para patugas dari PPIH turun gunung, mengunjungi para jemaah di hotel-hotel. “Mumpung mereka sudah selesai umroh,” kata Ust. Afifuddin, konsultan ibadah di kloter UPG 3 saat di Makkah, Sabtu (25/05/24).

 

Sebab, katanya, usai umroh, mereka tertantang untuk melakukannya lagi, padahal puncak haji di Arafah masih lama. “Jadi, ada baiknya mereka mengambil waktu untuk istirahat dan mengambil ibadah sunnah di hotel atau masjid terdekat saja,” katanya.

 

Untuk diketahui, selama berada di Makkah dan menjelang Puncak Haji 2024, jjmaah calon haji (Calhaj) Indonesia mendapatkan bimbingan ibadah dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Di antara jamaah yang sudah mendapatkan bimbingan haji adalah jamaah dari Pare-Pare dan Barru, Sulawesi Selatan.

Setidaknya ada 450 calhaj yang mendapatkan edukasi di Hotel Al-Hasan (113), Makkah. Ratusan jamaah yang tergabung dalam kloter UPG 3 ini tampak antusis mengikuti kegiatan ini.

 

Dalam acara visitasi edukasi (Visduk) ini, KH Afifuddin mengatakan, pihaknya terus mengintensifkan bimbingan ibadah atau edukasi kepada jamaah haji di hote-hotel tempat mereka menginap. Setidaknya sudah ada lima hotel jamaah yang didatanginya untuk memberikan bimbingan ibadah.

 

“Jadi ketika jamaah datang untuk masuk Makkah, jamaah harus umrah wajib dulu. Dua hari setelah datang baru kami datangi untuk memberikan bimbingan, termasuk persiapan puncak haji,” ujar Kiai Afifuddin saat ditemui MCH usai memberikan edukasi kepada jemaah.

 

Dalam acara ini, dia memberikan materi tentang ibadah wajib, tentang thawaf dan sai. Selain itu, dia juga memberikan materi tentang apa saja yang harus dilakukan jamaah selama masa tunggu haji di Makkah.

 

“Kita berikan juga materi tentang apa yang mereka harus siapkan, apa yang mereka harus lakukan dalam masa tunggu sampai ke wukuf itu,” ucap dia.

 

Dengan edukasi ini, Kiai Afifuddin berharap jemaah Indonesia bisa memahami apa saja yang harus dihindari selama masa tunggu di Makkah. Karena, menurut dia, jamaah haji akan membutuhkan tenaga yang cukup untuk mengikuti proses pelaksanaan Puncak Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

 

“Ketika jemaah itu tidak paham yang mana yang harusnya dihindari, maka bisa jadi nanti ketika masa tunggu itu mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka sakit atau lelah, membuat mereka akhirnya sulit mendapati kondisi di mana mereka akan terhalangi untuk sampai kepada tanggal 9 Dzulhijjah hari wukuf itu,” kata dia.

 

Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan edukasi kepada jamaah untuk menghindari hal-hal yang berisiko, seperti terlalu sering keluar hotel dan akhirnya terkena cuaca panas di Makkah.

 

“Alasannya mereka mau pergi sholat berjamaah di Haram. Tap kita anjurkan supaya jangan terlalu sering pergi, karena di sinilah berjamaahnya. Sesekali boleh pergi,” jelas Kiai Afifuddin.

 

Selain itu, dia juga mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk tidak terlalu sering melakukan ibadah umrah sunnah di Masjidil Haram. Hal ini penting menjadi perhatian jamaah haji Indonesia yang ingin proses ibadah hajinya lancar.

 

“Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit,” ujar Kiai Afifuddin.

 

“Akhirnya jamaah kita gagal untuk mendapatkan hajinya gara-gara mengerjakan yang sunah-sunah itu, sementara yang wajibnya mereka abaikan nantinya,” kata dia.

(Ishaq Zubaedi Raqib, MCH Makkah).

Leave A Reply

Your email address will not be published.