RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Delegasi Australia Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) 2024 mengunjungi PBNU pada Rabu (11/9/2024).
Pada kunjungan tersebut, mereka disambut hangat oleh Wakil Sekretaris Jendral PBNU Safira Machrusah (Rosa), Anggota Badan Pengembangan Jaringan Internasional (BPJI) PBNU Eko Zuhri Ermada, dan Sekretaris PCINU United Kingdom, Munawir Aziz.
Pada kunjungan tersebut, 19 orang pemuda dan pemudia yang berasal dari Australia dan Indonesia didampingi oleh Co-Founder Mosaic Connections Rowan Gould. AIMEP merupakan program tahunan dari Mosaic Connections, Melbourne yang bertujuan mengenalkan para peserta terkait keberagaman dan keberagamaan masyarakat muslim di Indonesia dan Australia.
Para delegasi berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti guru musik, aktivis gerakan pemuda, pengacara, dan lain sebagainya.
Salah satu peserta AIMEP 2024 adalah Zulpha Styer yang bekerja sebagai pengacara dan direktur asosiasi keuangan di Sydney, New South Wales mengungkapkan kesannya saat berkunjung ke PBNU.
“Ini pertama kalinya saya berkunjung ke Indonesia, berkunjung ke NU. Bagi saya sangat berkesan untuk mengetahui betapa besarnya skala NU sampai ke seberang Indonesia. NU juga punya pengaruh yang besar dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan,” kata Zulpha.
Selain itu ia juga merasa terinspirasi dengan kehadiran NU sebagai organisasi yang menaungi jamaah dalam jumlah yang sangat besar.
“Saya kira hal ini sangat mengispirasi terkait banyaknya umat muslim yang secara aktif turut serta dan ada organisasi masyarakat yang menjaga dan merawat umat Islam di dalamnya,” sambungnya.
Zulpha juga menceritakan bahwa kehidupan sebagai seorang muslim di Australia tentu berbeda dibandingkan dengan di Indonesia.
Ia mengisahkan, “kehidupan muslim di Australia dan Indonesia sangat berbeda. Kita tahu muslim di Australia mungkin kurang dari satu juta dan populasinya sangat kecil dari pada di Jakarta. Tapi, menurut saya komunitas muslim Australia saat ini terus berkembang. 25 tahun yg lalu saat pertama kali saya pindah dari Afrika Selatan ke Australia itu sangat jarang ada restoran halal, tidak banyak orang menggunakan hijab, dan Islam dilihat sebagai kepercayaan yang asing dan jauh dalam sekolah.”
Kendati jumlah pemeluknya sedikit, muslim di Australia memiliki kesamaan dengam muslim Indonesia dalam hal keberagaman.
“Satu hal yang saya sukai sebagai seorang muslim di Australia adalah kami hidup dalam keberagaman. Banyak orang yang berasal dr negara lain spt afrika selatan, selandia baru, timur tengah. Dan belajar berbagai praktek yang berbeda dalam keberagaman ibadah islam,” tuturnya.
Dalam kunjungan tersebut, Wasekjen PBNU Safira Machrusah juga menyampaikan sambutan hangatnya.
“Selamat datang dan saya harap teman-teman semua merasa senang berkunjung ke Jakarta dan ke PBNU. Silakan bereksplorasi dan mencicipi berbagai kuliner Indonesia di Jakarta,” sambut sosok yang kerap disapa Rosa ini.
Pada kunjungan tersebut, Delegasi AIMEP 2024 juga berdiskusi dengan pengurus PBNU terkait peran perempuan, strategi NU dalam melayani jamaahnya, dan cara membangkitkan semangat anak muda dalam keislaman.
Acara kemudian diakhiri dengan sesi ramah tamah dan foto bersama antara delegasi dan sejumlah pengurus PBNU. (Ekalavya)