RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, mengimbau kepada para pemimpin dan pemangku kebijakan untuk menjadikan kejujuran dan keadilan sebagai fondasi perekonomian dalam memakmurkan bumi.
“Memakmurkan bumi tentu dengan segala tata tertibnya, segala kekuatannya, segala inovasinya, keadilannya, kejujurannya karena Allah menjanjikan bagi mereka-mereka yang saleh di dalam perbuatan, saleh sosialnya akan memimpin bumi ini,” ujar Kiai Miftach saat tengah menjadi pembicara kunci dalam Forum Serantau YAPEIM 2024 (FSY2024) di Hotel Mariott Putrajaya, Malaysia pada Selasa-Rabu (1-2/10/2024).
FSY2024 digelar sebagai rangkaian acara ulang tahun ke-40 Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YAPEIM) https://www.yapeim.my/.
Dalam forum tersebut, Kiai Miftach merefleksikan kisah simpati Rasulullah SAW ketika ada empat orang non-muslim yang meninggal dunia. Walaupun bukan seorang muslim tetapi keemat orang tersebut melaksanakan esensi dadi ajaran Islam.
“Yang pertama ada Imri’il Qais, seorang penyair pada zaman jahiliyah, belum mukmin tapi isi syairnya ketauhidan kepada Allah. Lalu, Hatim Ath-thai di zaman jahiliyah dan kedermawanannya dan ini ajaran islam. Lalu, Abi Thalib, walaupun ulama terkhilaf dalam hal keislamannya, tetapi pembelaannya terhadap perjuangan Rasulillah tidak bisa diragukan. Lalu, adalah Kaisar Anu Syirwan yang kita kenal keadilan dan kejujurannya sehingga negara yang dipimpin, dunia yang dipimpin mengalami kesejahteraan karena kejujuran dan keadilannya,” jelas Kiai Miftach.
Kejujuran dan keadilan merupakan bagian dari iman. Seseorang yang beriman dan beramal saleh dalam segala hal Allah janjikan sebagai pemimpin bumi, bukan hanya negara.
Mereka yang beramal saleh disertai keimanan ini adalah mereka yang Allah janjikan sebagai penguasa bumi karena dalam iman ada kebenaran, kejujuran, dan keadilan.
Kiai Miftach menambahkan, “kalau memang tidak terdapat mereka-mereka yang beriman tapi cukup yang beramal saleh.”
Kejujuran dan amal saleh yang akan mencukupi untuk memimpin dunia ini dan lain hal di dalam urusan akhiratnya nanti.
FSY2024 dihadiri oleh beberapa tokoh yang berasal dari perwakilan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Kamboja, Singapura, Indonesia, dan Filipina.
KH Miftachul Akhyar tiba di Malaysia pada malam hari Senin (30/9/2024) bersama Menteri Pendidikan 2009-2014, Prof. Muhammad Nuh, Menko Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa, Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung, beserta sejumlah anggota rombongan lainnya.
Kedatangan Kiai Miftach beserta rombongan dari Indonesia tersebut langsunh disambut hangat oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan jamuan makan malam bersama.
Ekalavya