RISALAH NU ONLINE, Medan – Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Seminar Pendahuluan Humanitarian Islam dan Tantangan Global di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan pada Senin (14/10/2024). Seminar ini juga sebagai rangkaian acara dari Konferensi Humanitarian Islam yang puncaknya akan dibuka di Universitas Indonesia (UI), Depok pada 5 November 2024 mendatang.
Ketua Umum PBNU, KH. Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa Humanitarian Islam merupakan gagasan yang diusung PBNU dalam upaya mencari solusi atas permasalahan global. Menurut Gus Ulil, Nahdlatul Ulama sebagai sebuah jam’iyah telah berhasil merawat dan membangun Indonesia melalui perspektif Islam yang mengutamakan kemanusiaan dalam berbagai perbedaan.
“Humanitarian Islam ini gagasan, upaya PBNU untuk melebarkan sayap di ranah Internasional dalam mencari solusi atas permasalahan global yang saat ini terjadi,” ujar Gus Ulil saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Pendahuluan Humanitarian Islam di USU, Medan tersebut.
Ia juga memaparkan bahwa saat ini dunia tengah berada dalam ketidakpastian. Eropa sudah menjadi bagian dari masa lalu dari kiblat kejayaan dunia, Amerika pun menuju ke arah yang sama. Sementara bangsa timur mulai menunjukkan geliat revolusi dan kemajuan yang pesat. Namun, belum jelas mana yang akan menjadi pusat peradaban berikutnya.
Di tengah kondisi ini, umat manusia membutuhkan orientasi yang jelas. Dengan demikian, kata Gus Ulil, gagasan Humanitarian Islam diupayakan agar bisa menjadi kompas bagi manusia dalam ketidakpastian situasi.
“Humanitarian Islam PBNU digagas dalam kerangka memberikan kompas. Minimal, menjadi kompas untuk umat Islam kalau tidak bisa untuk seluruh dunia,” jelas Gus Ulil.
Seminar Humanitarian Islam ini dibuka oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Dr. rer.nat. Abdul Haris. Dalam acara tersebut, turut hadir pula rais Syuriah PWNU Sumatera Utara KH. Bahauddin Nasution, Perwakilan PLT Gubernur Sumut, para akademisi, dan mahasiswa.
Ekalavya