RISALAH NU ONLINE, JAKARTA – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) mengadakan acara bertajuk “Forum Organisasi Kepemudaan: Gen Z dan Kesehatan Mental”.
Ketua Umum PP IPPNU, Whasfi Velasufah mengungkapkan apresiasi terhadap Kemenpora yang telah bersinergi dengan IPPNU untuk menyelenggarakan acara terkait isu kesehatan mental khususnya Gen Z. Menurutnya isu kesehatan mental yang terjadi pada Gen Z merupakan isu yang strategis.
“Belakangan ini IPPNU banyak sekali Gen Z dan seringkali kita dianggap lemah. Seringkali kita dianggap generasi yang seperti stroberi, kelihatannya bagus tetapi sangat mudah rusak dan pertahanannya kurang kuat,” katanya di Aula Lt. 8 Gedung PBNU, Jakarta, Selasa, (31/12/24).
“Banyak sekali kita dengar pemberitaan isu kesehatan mental yang kian meresahkan ya untuk anak muda. Semoga keluar dari ruangan ini, kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan bisa dibawa ke resolusi 2025 lebih sehat. Semoga seminar ini menjadi langkah awal konkret IPPNU dalam mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan mental,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang dihadiri oleh kader IPNU, IPPNU, dan juga PMII tersebut, Viana Wahyuni, S. Psi, seorang YouTube Researcher dari Youth Laboratory Indonesia menjelaskan terkait pengamatannya terhadap tren perilaku, aspirasi, dan subkultur baik di dunia daring maupun nyata yang membentuk karakter pemuda Indonesia. Seperti masalah Gen Z dengan dunia kerjanya, kemudian fenomena doom scrolling yang menyebabkan kemampuan perhatian yang rendah.
Dalam forum yang sama, Nurul Hidayatul Ummah, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Ketua Umum PP IPPNU periode 2018–2021 menerangkan tentang urgensi dalam memperhatikan kesehatan mental Generasi Z.
Nurul menyebut kesehatan mental adalah isu yang kompleks. Menurutnya isu ini dapat ditangani dengan melakukan pendekatan kolaboratif, yakni mengintegrasikan teknologi dengan kesehatan mental secara positif, serta memberdayakan Gen Z melalui dukungan komunitas dan organisasi.
“Dengan memahami tantangan, melakukan penelitian, dan menerapkan solusi yang efektif, kita dapat membantu mereka menghadapi masalah ini. Mari kita berupaya menciptakan lingkungan yang lebih mendukung,” ajak Nurul.
(Anisa).