Rasa kantuk yang teramat sangat aku rasakan di dua hari terakhir dari bulan puasa tahun ini. Cuaca memang panas sekali, sehingga siang hari praktis aktivitasnya hanya tidur melulu. Aku pun merasakan kantuk luar biasa terutama di Subuh.
Karenanya kucoba jalan kaki olah raga paling murah sampai pondok pesantren lalu balik lagi, sekitar 1500 meter saja aku mampu berjalan, karena hari sudah siang, senang juga ketemu teman dan tetangga sembari ngobrol ringan ini itu. Senyum mereka khas penduduk desa menambah suasana kehangatan dan keakraban obrolan penduduk desa saya. Di tengah guyuran embun pagi yang tebal, aku ketemu Nurdin Banser, “Jangan lupa, bentar lagi ada tarling Ansor..kamu hadir ya ikut tarling? “ tanya nya dengan sedikit mengajak.
Belum selesai urusan ngepam di batas kampung, yang dengan kondisi pas-pasan, modal sendiri rokok harga 8000 dan itu pun hutang di warung Kusrin. Aku saja sudah hutang di warung adik 50000 , ya masalah “hutang” membuatku , tidak merokok surya, tapi harga 10000 belum ditambah kopi , agar ya itu tadi, rasa kantuk yang luar biasa harus kuobati dengan minum kopi tiap buka puasa dan habis makan sahur jelang waktu imsak.
Rasa kantuk itu terasa sekali waktu sholat tarawih dan terutama subuh. Padahal aku siang hari pasti tertidur dan malam hari habis tarawih juga paling cepat sampai jam 21.00 saya sudah tidur.
Sembari berjalan ke batas kampung aku dan nurdin jalan pagi dan benarlah, Hpnku eror lagi, baru lupakan sekali foto, langsung mati lagi karena energi baterai habis.
“Sudah ya, ni bateraiku habis.” ..kataku sembari aku bersalaman pamit tepat di pinggir kolam ikan batas kampung.
Aku pun berjalan cepat untuk segera pulang ke rumah , mengisi changger baterai hp androidku yang tengah eror.
Rasa beban rusak hp yang habis jatuh kemudian diservice dengan 400000 belum usai ketika saya cek di konter Yudi Asip,HPku ternyata harus ganti baterai dan ic..kira-kira 275000 baru bisa pulih untuk bekerja.
Buru-buru sampai rumah aku langsung mencashe baterai dan waktu jelang duha. Segera kuambil wudu dan tunaikan sholat Sunnah Duha.
Sholat dhuha adalah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik. Sekurang-kurangnya shalat dhuha ini dua rakaat.
Bisa juga dilakukan empat rakaat, enam rakaat, atau delapan rakaat. Waktu sholat dhuha kira-kira dari matahari sedang naik sekitar pukul tujuh sampai masuk waktu zhuhur).
Doa Setelah Sholat Dhuha dan Niatnya, Kapan Dilaksanakan?
Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dalam hadist sebagai berikut:
Qaala Rasulullahi SAW:
“Man Haafazha ‘alaa syuf ‘a tidl dluha, ghufira lahu dzunubuhu wa in kaanat mitsla zabadil bahri”
Artinya:
“Siapa saja yang dapat mengerjakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lutan.” (HR Turmudzi).
Bacaan surat dalam sholat dhuha pada rakaat pertama adalah surat Asy Syamsu. Pada rakaat kedua surat Adl-dluha.
Berikut niat sholat dhuha:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
“Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”
Artinya:
Aku niat shalat sunat dhuha dua raka’at, karena Allah ta’ala.
Tata cara sholat dhuha sama dengan sholat pada umumnya. Kemudian setelah sholat dhuha membaca doa.
Doa yang dibaca setelah selesai sholat dhuha:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Berikut doa setelah sholat dhuha latin dilansir buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap oleh Drs Moh Rifai:
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya :
“Ya Allah, bahwasanya waktu dluha itu waktu dluhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu”.
“Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah .dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan
kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh”.
Dari pagi sampai siang aku tertidur dan selepas sholat dzuhur aku pun kembali tidur.
Bangun jam tiga sore dan langsung mandi bersambung wudhu untuk sholat Asar.
Buka puasa, aku petik buah duku manis..
Buah Dukuh Yang Manis
Buah duku adalah jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini memiliki kemiripan dengan buah langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lain-lain dengan berbagai variasinya.
Nama-nama yang beraneka ragam ini sekaligus menunjukkan adanya aneka kultivar yang tercermin dari bentuk buah dan pohon yang berbeda-beda.
Duku dikenal dengan banyak nama,seperti langsat, langseh, langsep, lansa (Mal.); lansones, lanzone, lanzon, dan buahan, (Fil.); langsad, longkong (Thailand); lòn bon dan bòn bon (Vietnam); langsak, duku (Burma); serta gadu guda (Srilanka). Dalam bahasa Inggris juga disebut sebagai langsat dan duku.
Di Indonesia sendiri duku disebut dengan berbagai nama, yang mirip maupun yang tidak. Misalnya langsat (umum); lansat, lancat (Aceh dan Sumut); lasé (Nias); langsék (Min.); Tebel Gelat (Empat Lawang) langsak (Komering) langsak, lasak, rarsak, rasak (Lampung); lansét, lasat, losot, léhat, lihat, rihat, richat (Kal.); lansa, lasat, lasot, lansot, dansot, ranso, lantat (Sulut); lansa, lasa, lasé, lésé (Sulsel); lasat, lasaté, lasété, nasaté, lasato, lalasat, lasa (Maluku) dan sejenisnya. Serta langsat, langsep dan duku, dukuh (Jw.); kokosan, pisitan, bijitan (Sd.); pijetan, celuring (Jw.); celoréng (Md.; celoring, ceroring (Bali); dan lain-lain.
Negara-negara penghasil utama duku adalah Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Namun umumnya duku habis dikonsumsi di dalam negeri masing-masing, kecuali sedikit yang diekspor ke Singapura dan Hongkong. Duku belum menembus pasar buah-buahan di Eropa dan Amerika.
Pohon ini bisaberukuran sedang, dengan tinggi mencapai 30 m dan gemang hingga 75 cm. Batang biasanya beralur-alur dalam tak teratur, dengan banir (akar papan) yang pipih menonjol di atas tanah. Pepagan (kulit kayu) berwarna kelabu berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang lengket (resin).
Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 6–9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai lonjong, 9–21 cm × 5–10 cm, mengilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 mm.
Bunga terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, 10–30 cm panjangnya, berambut.[3] Bunga-bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan. Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2–3 mm × 4–5 mm, putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek.
Kultivar duku yang paling terkenal di Indonesia adalah duku palembang, terutama karena manis rasanya dan sedikit bijinya. Sebetulnya penghasil utama duku ini bukanlah Kota Palembang, melainkan daerah Komering (Kabupaten OKU dan OKI) serta beberapa wilayah lain yang berdekatan di Sumatra Selatan. Tempat lain yang juga menghasilkannya adalah kawasan Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi. Duku dari wilayah-wilayah ini dipasarkan ke pelbagai daerah di Sumatra dan Jawa, dan bahkan diekspor.
Di samping duku palembang, berbagai daerah juga menghasilkan dukunya masing-masing. Di Jawa, beberapa yang terkenal secara lokal adalah duku condet (dahulu juga duku menteng dan duku depok) dari seputaran Jakarta; duku papongan dari Tegal; duku kalikajar dari Purbalingga; duku karangkajen dan duku klaten dari Yogyakarta; duku matesih dari Karanganyar; duku woro dari Rembang; duku sumber dari Kudus, dan lain-lain.
Di Kalimantan Selatan, dikenal duku Padang Batung dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Mengingat daya tahan buahnya yang tak seperti duku, langsat umumnya dikenal secara lebih terbatas dan lokal. Beberapa kultivar yang populer, di antaranya adalah langsep singosari dari Malang,langsat tanjung dari Kalsel,langsat punggur dari Kalbar, dan sebagainya.
Dari Thailand dikenal langsat uttaradit, dan dari Luzon, Filipina, dikenal langsat paete.
Buah duku yang dikupas, memperlihatkan arilus (selubung biji) yang putih bening.
Duku terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam keadaan segar. Ada pula yang mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan. Kayunya keras, padat, berat, dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai bahan perkakas dan konstruksi rumah di desa, terutama kayu pisitan.
Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji duku yang pahit rasanya, ditumbuk, dan dicampur air untuk obat cacing dan juga obat demam. Kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat disentri dan malaria; sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal untuk mengobati gigitan kalajengking. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat diare; dan kulit buah yang dikeringkan, di Filipina biasa dibakar sebagai pengusir nyamuk Kulit buah langsat terutama, dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam setanggi atau dupa.
Wilayah asal-usul duku membentang dari sekitar Siam, Semenanjung Tanah Melayu hingga Borneo di timur, termasuk pula Filipina. Di daerah-daerah itu, duku ditanam sebagai salah satu buah-buahan yang penting. Bahkan varietas-varietas liar atau yang meliar dapat dijumpai di alam. Kini duku juga dibudidayakan, walau tidak besar, di Vietnam, Burma, Srilanka, India, Australia, Hawaii, Suriname, dan Puerto Rico.
“Pohon ini ditanam sekitar 17 tahun yang lalu. Saat itu 3 tahun kemarau panjang dari Agustus-Nopember (puncak kemarau September).Pagi dan sore disiram.Alhamdulillah, banyak tanaman buah ini bisa berbuah sepanjang musim.Dari bunga sampai berbuah matang makin cepat.Untuk dukuh 2 bulan, durian 1 bulan langsung matang.Ndak ada berhentin ya,” kata Aji Setiawan penuh syukur.
Kamis.Tanggal 6Maret 2025 / 6 Ramadhan 1446 di Masjid Nur Hidayah yang terletak di komplek MI NU 02 Cipawon Kec Bukateja Kab Purbalingga Jawa Tengah digelar acara Sholat Isya berjamaah dengan Imam Sholat Kyai Syukron Makmun dan muadzin Ustsdz Aji Setiawan.ST yang pada malam jumat bersambung dengan sholat sunnah tarawih dan tahlil yang dipimpin Ustadz Syukrom Makmun.lepas taraeih digelar tahlilan di rumah bpk Alm Muhajir, yang juga dipimpin oleh Ustadz Syukron Makmun.
Selain itu pada kesempatan terakhir, Ustadz Syukron makmun mengajak jamaah untuk memanfaatkan waktu dibulan ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Agar memperoleh derajat takwa. “Karena dosa-dosa di bulan Ramadan adalah waktu yang baik agar dosa-dosa diampuni. Selain itu ada waktu yang baik agar dipergunakan untuk menunaikan sholat sunnah hajat,. Untuk memohon ampun, dengan bahasa jawa juga boleh. Ini bulan penuh rohmah, maghfirah,” ungkap Ustsdz Syukron Makmun dan ditutup dengan doa penutup majlis.doa penutup majelis yang sering diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Arab latin: Subhanakallahumma wabihamdika, asyhadu alla ilahailla anta, astaghfiruka wa atubu ilaika.
Artinya: “Mahasuci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.” . Lalu berlanjut dengan Membaca Yssin dan Tahlil berjamaah yang dipimpin Ustadz Syukron Makmun. Lalu jamaah dijamu makan bersama.
Waktu berjalan makin cepat. Hari ketujuh puasa, aku Subuhan di mushola dan ketika jelang jumat aku minta ke Anggota dewan ppp untuk menambah infaq dan beli rokok.
Ketika habis Jumat, aku tertidur dan minta ke Bapak beli bensin dan menukar rokok.
Di tengah berbagai gejolak dan kekurangan aku masih bisa bersyukur, kebutuhan ku masih bisa terpenuhi. “alhamdulillahi Robil alamin, dari infaq masjid. Rokok Surya dan bensin, semua bisa terpenuhi.” .(Aji. Setiawan).