Dai Perlu Tingkatkan Kecerdasan Emosional, Spiritual, dan Wawasan Luas dalam Berdakwah 

0

RISALAH NU Online, Jakarta – Para dai atau pendakwah dituntut untuk tidak hanya menguasai materi keagamaan dalam meningkatkan efektivitas dakwah. Namun, para dai juga perlu memiliki kecerdasan emosional, spiritual, serta wawasan yang luas.

Hal ini menjadi fokus utama yang ditekankan oleh dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dalam acara Dakwah Sphere yang digelar oleh Lembaga Dakwah PBNU (LD PBNU) di Plaza PBNU, Jakarta, pada Selasa (11/3/2025).

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH. Abdullah Syamsul Arifin, atau yang akrab disapa Gus Aab, menyatakan bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang ramah, bukan dengan kemarahan.

Menurutnya, kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Para dai juga perlu meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual agar materi yang disampaikan dapat menyentuh hati umat.

“Berdakwah harus yang ramah, bukan dakwah yang marah-marah, yang sesuai dengan karakter dakwah di NU. Para dai tidak hanya pada aspek pengetahuan peningkatan kecerdasan intelektual saja, tetapi harus berimbang antara peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual,” ujar Gus Aab.

Ia menambahkan, “Aktivitas dan kegiatan dakwah yang dilakukan itu betul-betul ada pengaruhnya, membekas, dan mampu menyentuh hati umat sehingga ada gairah menjadi lebih baik.”

Gus Aab juga mencontohkan kisah Syaikhona Kholil Bangkalan yang berhasil menasihati seorang anak untuk berhenti makan gula berlebihan.

“Syaikhona Kholil hanya menasihati anak kecil itu ‘berhenti makan gula ya nak’, lantas anak tersebut berhenti, tidak mau lagi makan gula. Di balik itu, ternyata Syaikhona Kholil selama seminggu berhenti tidak makan gula sama sekali karena akan memerintahkan seseorang untuk berhenti tidak makan gula,” kisahnya.

Senada dengan Gus Aab, Mustasyar PBNU KH. Zakky Mubarok juga menekankan pentingnya wawasan yang luas bagi para dai. Menurutnya, dakwah tidak boleh sempit atau terbatas pada persoalan agama saja.

Baca Juga :  Sambut Hari Ibu, UIN Jakarta Kukuhkan 16 Guru Besar Perempuan

Dai harus mampu memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk masalah sosial dan ekonomi, untuk memberikan solusi yang tepat bagi umat.

“Dai harus punya wawasan yang sangat luas dalam berdakwah, tidak boleh agamanya sempit, jangan atau sedikit. Mengapa? Karena itulah cara penyelesaian masalah di dalam kehidupan kita sehari-hari,” tegas Kiai Zakky.

Ia memberikan contoh, “Ada suami istri lagi bentrok, tiba-tiba suaminya mengatakan, aku tinggalkan kamu. Setelah emosinya hilang, dua hari kemudian, suami tersebut tanya ke ulama atas tindakannya. Kata ulama, anda bahaya sekali itu dan wajib memberikan nafkah kepada istri dan tidak boleh menggauli istri.”

Kiai Zakky menegaskan bahwa dai harus berpedoman pada Al-Qur’an, sebagaimana Nabi Muhammad saw.

“Semuanya dari Al-Qur’an yang kita kembangkan dalam berdakwah ini yang Nabi Muhammad nyatakan bahwa agama itu mudah, sangat mudah, tidak ada yang berat-beratkan agama,” ujarnya.

Acara Dakwah Sphere ini dihadiri oleh sejumlah tokoh NU, termasuk Katib PBNU Asrorun Ni’am Sholeh, Sekretaris LD PBNU KH. Nurul Badruttamam, serta para pengurus LD PBNU dan PWNU.

Ekalavya

Leave A Reply

Your email address will not be published.